- ANTARA/Rosa Panggabean
VIVAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan tiga tersangka kasus suap impor daging sapi. Dua direktur PT Indoguna Utama (IU), Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi serta Ahmad Fathanah, seorang kurir.
Selain menangkap tangan tiga tersangka itu, KPK juga menetapkan status tersangka kepada Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, yang diduga terlibat dalam kasus ini.
Juru bicara KPK Johan Budi SP menjelaskan kronologi penangkapan para tersangka kasus impor daging sapi ini.
"KPK menerima informasi dari masyarakat bahwa ada serah terima uang yang berkaitan dengan proses impor daging. Serah terima itu berdasarkan informasi, dilakukan oleh pihak yang diduga penerima proyek itu, belum berlangsung dengan salah satu orang yang diduga dekat dengan salah satu anggota DPR," kata Johan, Kamis 31 Januari 2013.
Setelah mendapat informasi tersebut, tim KPK meluncur dan mengikuti Ahmad Fathanah. Tim KPK memperoleh informasi bahwa di lapangan ada serah terima uang yang dilakukan oleh direktur PT Indoguna Utama, Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi kepada Ahmad Fathanah.
Kemudian, Ahmad Fathanah menuju ke Hotel Le Meredien, Jakarta untuk bertemu dengan kedua direktur PT Indoguna Utama tersebut.
Setelah memastikan uang diterima dan ada di Ahmad Fathanah, sekitar pukul 20.20 WIB tim KPK langsung melakukan penangkapan. Ahmad ditangkap bersama seorang wanita muda berinisial M ketika keluar dari hotel.
Kemudian, sekitar pukul 22.30 WIB, Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi ditangkap di rumah Arya Abdi Effendi di kawasan Taman, Cakung, Jakarta Timur.
"Keempatnya kami bawa bersama dengan sopirnya yang mengantar ke hotel. Kemudian dilakukan pemeriksaan secara maraton," kata Johan.
Barang bukti yang diamankan dari hasil tangkap tangan itu yakni, uang senilai Rp1 miliar yang terdiri dari pecahan Rp100 ribu. Uang itu ditemukan di dalam jok mobil Ahmad Fathanah. Selain uang, sejumlah buku tabungan dan beberapa berkas dokumen turut diamankan.
Sementara itu, dari hasil pemeriksaan disimpulkan ada dua alat bukti yang cukup dugaan suap dilakukan oleh dua direktur PT Indoguna Utama terhadap anggota DPR yakni Luthfi Hasan Ishaaq yang diterima Ahmad Fathanah.
Rabu malam, sekitar pukul 23.35 WIB, tim penyidik KPK langsung menjemput Luthfi Hasan Ishaaq di kantor DPP PKS di Jalan TB. Simatupang, Jakarta.
"Baru saja KPK menggelar perkara dan disimpulkan bahwa ada dua alat bukti yang cukup terjadi tindak pidana korupsi," tegasnya.
Penyidik KPK menjerat Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi dengan Pasal 5 ayat 1 atau pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaiamana diubah pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Sementara Ahmad Fathanah dan Luthfi Hassan Ishaq diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau pasal 5 ayat 2 atau pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Saat ini, keempat tersangka dan seorang wanita berinisial M masih menjalani pemeriksaan di KPK.
Johan mengatakan, KPK sangat berterima kasih kepada masyarakat yang memberikan informasi valid untuk mengungkap kasus suap sapi impor ini.
"Ini merupakan rasa percaya masyarakat yang begitu antusias untuk pemberantasan korupsi dengan memberikan info yang cukup akurat kepada KPK. Sejalan dengan kepemimpinan periode ketiga ini, salah satu fokusnya adalah ketahanan pangan," tuturnya. (sj)
Dua Anak-anak Sempat Terjebak di Dalam Toko Bingkai yang Kebakaran
Kebakaran melanda sebuah Toko Frame di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Kamis, 18 April 2024. Untungnya petugas Pemadam Kebakaran cepat melakukan pemadaman terhadap
