Giliran Pasek yang Disebut Nazar di Kasus Hambalang

Sidang Lanjutan Muhammad Nazaruddin di Tipikor
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin mengungkapkan bahwa Gede Pasek Suardika juga terlibat kasus dugaan korupsi pembangunan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga di Hambalang, Bogor. Oleh karena itu, hari ini, Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa mantan anggota Komisi X itu.

"Itu ada hubungannya. Pertama Pak Gede Pasek waktu itu komisi X, dia sebagai anggota DPR komisi X. Terus dia juga ketua yang membidangi bidangi olahraga di partai. Jadi hubungannya cukup dekat dengan mas Anas. Dan cukup dekat dengan MH. Pasek ada terlibat dengan urusannya uang-uang Hambalang," kata Nazar di Gedung Tipikor, Selasa 8 Januari 2013. MH, kata Nazaruddin, aktif di departemen olahraga Partai Demokrat dan ayahnya seorang petinggi di kementerian BUMN. Proyek ini, lanjutnya, mulus karena peran MH atas bantuan bapaknya itu. Pelaksana proyek Hambalang ini adalah BUMN.

Namun, Nazar enggan menjelaskan dengan rinci peran Pasek dalam proyek Hambalang itu.

"Nanti saya kalau ngomong itu malah membuka penyidikan KPK. Saya nggak mau, saya tahu semua, tapi datanya sudah di KPK semua. Yang penting ada keterlibatan dan aliran dana. Kalau tidak ada keterlibatan dan aliran dana tidak mungkin dipanggil KPK," lanjutnya.

Media Asing yang Semula Remehkan Timnas Indonesia Kini Memuji: Kemenangan Paling Dramatis

Saat dikonfirmasi, Pasek membantah tuduhan Nazar tersebut. "Kalau saya di Komisi X itu saya PAW. Hambalang kan dari 2009 prosesnya. Keterlibatan saya di mananya? Tidak disebutkan juga kan?," tegas Pasek kepada VIVAnews.

Pasek menyesalkan 'kelakuan' Nazar yang sering melontarkan tudingan sejak dulu tapi tidak ada bukti. "Katanya punya data mau dikasih ke KPK, tidak dibawa. Sampai sekarang mana? Tidak ada."

Pasek pun meminta Nazar untuk bertobat dan memikirkan masa depan anak-anaknya. "Ya sudahlah anggap saja saya punya burung bunyi, ya udah didengar saja tidak usah ditanggapi."

Menurut Nazaruddin, ada dua kloter penerimaan duit proyek Hambalang. Pertama, uang yang diterima sebelum dana Hambalang dicairkan dan ada juga uang yang diterima setelah uang muka Hambalang cair.

Apabila uang itu diterima sebelum dana Hambalang dicairkan, itu berarti sumber urang dari internal Adhi Karya, yang diambil dari supliyer-supliyer Adhi Karya. Kemudian, uang itu dibawa ke kongres partai Demokrat.

"Ada uang yang diberikan setelah uang muka pertama proyek Hambalang cair. Nah itu yang banyak ke MH. Trus ada juga yang ditransfer Adhi Karya ke Dutasari, dari Dutasari ke perusahaan MH, terus ke anggota DPR. Seperti MA, ada yang terima sebelum kontrak dan sesudah kontrak Hambalang," lanjutnya.

Selain Pasek, Nazar juga menyebut Wasekjen Partai Demokrat, Saan Mustofa menerima duit Hambalang setelah anggaran dana itu cair. "Duit itu untuk mengamankan media waktu Rosa ditangkap," katanya.

Nazar menjelaskan, nilai proyek Hambalang itu, sebelumnya adalah Rp1,1 triliun. Kemudian dibuat sebesar Rp2,5 triliun dan nilai inilah yang disepakati. Semua ini, kata Nazar, dikoordinir oleh Adhi Karya.

Kemudian, dari uang itu, kata Nazar, dikeluarkan sebesar Rp100 miliar dari nilai proyek Rp 2,4 triliun dari Adhi Karya. Uang ini diberikan karena Nazar telah mengkoordinir agar Adhi Karya yang memenangkan proyek ini.

Dari Rp 100 miliar itu, kata Nazar, sebanyak Rp 50 miliar mengalir ke kongres partai Demokrat.

"Anas kan habisnya di kongres Rp130 miliar, Rp50 miliar nya dari Hambalang. Rp 50 miliar lagi tadi dibagi, Menpora, MA, pak MKY dan Wafid," kata Nazar. MKY adalah ayah MH, yang adalah petinggi di kementerian BUMN itu.

Kemudian, setelah dana Hambalang itu cair, uang itu juga mengalir ke Komisi X termasuk Pasek dan Saan Mustofa untuk mengamankan media. Saan Mustofa sebelumnya sudah membantah keras soal ini.

Tak hanya itu, kata Nazar, ada lagi proyek pengadaan kesehatan olahraga sebesar Rp100 miliar. Meski yang menang bukan Adhi Karya, kata Nazar, tapi yang mengkoordinir Adhi Karya. "Itu masuk duitnya ke Rosa," kata Nazar.

Kapal KM Bukit Raya Terbakar, Ribuan Calon Penumpang Gagal Berangkat ke Surabaya
Modifikasi Suzuki Carry jadi Mikrotrans

Bukan Jakarta, Ini Kota Pertama yang Mulai Jadikan Suzuki Carry Sebagai Mobil Angkot

Suzuki Carry telah mewarnai perjalanan panjang perkembangan angkutan kota di berbagai daerah Indonesia.. Bagaimana sejarah Carry bisa menjadi mobil angkot di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024