Dituduh Curi BlackBerry, Bocah Cacat Mental Sadis Disiksa

Ujian Nasional
Sumber :
  • Antara/Arief Priyono

VIVAnews - Sungguh malang nasib Junaidi Pontolondo (13 tahun). Pelajar yang duduk di kelas tiga Sekolah Dasar (SD) Inpres Sukur, Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara itu dianiaya warga dengan sadis lantaran dituduh mencuri BlackBerry milik Kepala Lingkungan di Kelurahan Sukur.

Junaidi--yang merupakan penyandang cacat keterbelakangan mental atau tuna grahita--dipaksa oleh seorang lelaki berinisial BK alias Bonny dengan cara yang kejam untuk mengakui perbuatannya.

"Mereka mencabut kuku di kaki saya dengan cara diinjak, lantas saya ditarik dengan sepeda motor hingga saya terseret di aspal," kata Junaidi kepada VIVAnews, 16 Oktober 2012, saat ditemui di rumahnya.

Orang tua Junaidi yang kurang mampu bahkan tak sanggup untuk membiayai pengobatan anaknya. Wartawan VIVAnews menyaksikan luka Junaidi hanya dibungkus sepotong kain bekas. Luka di jari jempolnya mulai membusuk hingga mendekati infeksi.

"Ia ditendang, ditinju, diseret dengan motor, dicabut kukunya oleh BK, dan ramai-ramai dipukul oleh warga yang lain. Sekarang ini Jun sudah tak bisa lagi bersekolah akibat kejadian yang menimpanya itu," ujar Rince Ringalai, bibi Junaidi yang melihat langsung penyiksaan sadistis itu.

"Saya tak bisa berbuat apa-apa, tak bisa melerai karena ada banyak warga saat itu. Saya hanya dapat melihat, namun tak tahan menyaksikan penyiksaan terhadap Junaidi. Saya langsung balik pulang ke rumah dan menangis," kata Rince, sambil meneteskan air mata.

Kejadian yang menimpa Junaidi itu terjadi pada 5 Oktober 2012 silam, namun baru belakangan diketahui media dan penggiat LSM di kabupaten itu. Ini karena keluarga Junaidi merasa laporan mereka ke polisi pada tanggal 6 Oktober 2012 hingga kini belum juga diproses. 

"Mungkin karena kami orang kecil dan miskin sehingga kasus ini belum ditanggapi polisi. Kami di kampung ini merasa diintimidasi oleh Kepala Lingkungan," ujar Rince.

"Luka Junaidi sudah hampir infeksi, jika dibiarkan terus dan tanpa pengobatan bisa fatal. Ini harus dirawat," kata seorang dokter yang mengobati luka Junaidi di Rumah Sakit Daerah MW Maramis Kabupaten Minahasa Utara.

Acara Met Gala Berlangsung, Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Penuhi Jalanan New York

Terkait penganiayaan itu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Arist Merdeka Sirait mengatakan lembaganya akan mendampingi keluarga Junaidi untuk melapor ke polisi.

"Kami minta agar pihak kepolisian memproses hingga tuntas perkara yang terjadi pada Junaidi di Minahasa Utara," dia menegaskan.

Kapolres Minahasa Utara AKBP Hari Sarwono mengatakan kasus yang menimpa Junaidi akan diproses sesuai hukum acara pidana. "Laporan dari keluarga dan visum dari rumah sakit sudah masuk. Kami akan memeriksa saksi-saksi dan akan memanggil Kepala Lingkungan dan terlapor berinisial BK alias Bonny atas kejadian itu," ujar Hari. (kd)

Geopolitik Global Makin Bergejolak, Wamen BUMN: Menyimpan Emas Paling Aman
Pianis Muda Indonesia, Jonathan Kuo

Jonathan Kuo, Pianis Muda Indonesia yang Kembali Memukau di Panggung Musik Klasik

Peningkatan kemampuan Jonathan Kuo juga tidak luput dari pengakuan mentornya, Iswargia R Sudarno, yang melihat potensi besar sebagai seorang pianis solois.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024