Massa FPI Jejali Sidang Iwan Walet

FPI Bandung Demo Ariel
Sumber :
  • VIVAnews/Beno Junianto

VIVAnews - Ratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Pemuda Kabah kembali memadati gedung Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah, Selasa 25 September 2012. Mereka bergerombol untuk menghadiri sidang kerusuhan Solo dengan terdakwa Iwan Walet dan Mardi Sugeng.

Saat kedua terdakwa dibawa ke luar ruang sidang, massa meneriakinya. Suasana gaduh tetapi masih bisa terkendali. Apa yang membuat massa itu berang kepada kedua terdakwa.

Kasus ini berawal dari bentrokan antar-warga yang terjadi pada 3 Mei lalu. Bentrokan itu menyebabkan anggota Laskar Islam Surakarta, Dwi Pamuji luka-luka di Jalan RE Martadinata, Gandekan, Solo. Peristiwa itu menyulut ketegangan yang lebih besar antarkelompok massa sehari setelahnya.

Dalam persidangan, kedua terdakwa mengakui telah memukuli korban. Pengakuan dua terdakwa itulah yang diduga menyulut kemarahan massa FPI dan GPK.

Pantauan VIVAnews, sebagian dari massa FPI dan Gerakan Pemuda Kabah menunggu di luar tempat sidang sambil menyerukan takbir. Sementara sebagian massa lainnya mendengarkan keterangan dua saksi yakni Sri Sugiarti dan Sri Muliyati. Dua saksi ini meringankan terdakwa.

"Kami memang ingin mengawal sidang ini. Kami takut ada uang mengalir yang membebaskan terdakwa yang jelas bersalah," kata Ketua Gerakan Pemuda Kabah, Sihabudin. Selain mendengar keterangan saksi, majelis juga mendengarkan kedua terdakwa.

Sidang ini sedianya digelar di Solo, sesuai dengan lokasi kejadian. Tetapi karena alasan keamanan, sidang ini dipindah ke Semarang. Ini sidang ketiga yang berlangsung di Semarang. Penjagaan sidang terlihat sangat ketat. (umi)

Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Kos Digerebek Polisi, Modusnya Pelaku Berindah-pindah
Prof. Dr. Ahmad Mulyana, M. Si. (Dekan Fikom Universitas Mercu Buana)

Konten Bunda Corla dan Nikita Mirzani Jadi Kajian Dosen Universitas Mercu Buana

Dengan menggunakan rancangan desain paradigma kritis, penelitian tersebut berusaha membongkar cara kerja ideologis di balik konten digital dengan format kekerasan verbal.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024