- ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
VIVAnews - Salah satu terduga teroris yang tewas dalam penyergapan Densus 88 di Solo, Jawa Tengah, Muchsin, meninggalkan surat kepada keluarganya. Surat itu ditemukan oleh Muslim Sanny Ashidiq, ayah Muchsin.
"Saya temukan ini pada hari Minggu," ujar Muslim Sanny Ashidiq saat mendatangi RS Polri, Jakarta, Senin 3 September 2012.
Muslim mengaku menggeledah lemari dan meja anaknya itu setelah penembakan pada Jumat malam pekan lalu. Dia mengaku kaget menemukan goresan tinta anaknya itu di dalam buku bersampul cokelat.
"Ass. Wr. Wb. Sebelumnya aku minta maaf kalau dalam keseharian aku punya salah sama Bapak dan aku juga minta maaf gak bisa bantu bapak di rumah lagi. Aku sangat berterima kasih sama bapak," kata Muslim menirukan isi surat anaknya.
Setelah membaca surat itu, Muslim yang bekerja di sebuah perusahaan asuransi swasta ini baru percaya jika Muchsin menjadi salah satu terduga teroris yang tewas dalam baku tembak di Jalan Veteran, Solo, 31 Agustus 2012 malam. "Awalnya sempat tidak yakin, tapi setelah lihat surat itu saya baru percaya," ujar Muslim.
Selain bertuliskan kata-kata permohonan maaf, buku tersebut juga memuat sejumlah coretan dan tulisan yang maksudnya tidak dimengerti.
Muslim juga mendatangi RS Polri untuk lebih memastikan jasad anaknya. "Dari foto yang ditunjukkan dokter dan susunan gigi, saya yakin itu anak saya," katanya. "Saya sudah rela melepasnya, saya yakin dia mati syahid, sebab selama ini dia melakukan apa saja dengan ikhlas."
Selain Muchsin, satu terduga teroris lainnya, Farhan, juga tewas dalam baku tembak tersebut. Selain itu, satu anggota Densus, Briptu Anumerta Suherman juga meninggal. (art)