Penganut Syiah Sampang Diserang, 2 Tewas

pembakaran pesantren di madura
Sumber :
  • ANTARA/Saiful Bahri

VIVAnews - Kalangan jurnalis hari ini menerima pesan berantai yang mengungkapkan telah terjadi insiden berdarah yang menewaskan dua orang Muslim Syiah di Desa Nangkernang, Sampang, Madura. Informasinya, mereka diserang kembali oleh massa intoleran. Polisi masih menyelidiki dan kalangan ulama meminta semua pihak menahan diri atas informasi itu.

"Saat ini dua orang penganut Syiah meninggal dunia akibat serangan tersebut. Keduanya adalah Hamama dan Tohir. Rumah-rumah warga Syiah dibakar. Sampai sekarang pembakaran rumah terus berlanjut," demikian kabar itu.

Dihubungi melalui telepon, Kulsum, isteri Ustad Tajul, mengkonfirmasi kabar itu, Dia mengatakan kelompoknya diserang warga saat akan kembali ke pondok dan perkampungannya di Desa Nangkernang.

Kulsum mengatakan, saat itu sekitar pukul 9 pagi puluhan orang keluarganya akan kembali ke kampung halaman dan pondok mereka.

Namun, langkah mereka terhenti karena kerumunan orang menghadang dan menyerang. Akibatnya, kata Kulsum, dua orang meninggal dunia dan lainnya mengalami luka-luka.

"Kami diserang dan sampai sekarang masih. Bahkan, ada 2 orang yang meninggal dunia," kata Kulsum siang tadi sambil menangis.

Bahkan, pemondokan kelompok yang disebut Syiah di bawah asuhan Ustad Tajul dirusak dan dibakar habis.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, belum bisa memberikan keterangan terkait peristiwa itu. "Saya juga masih menunggu laporan dari Jawa Timur," katanya ketika dihubungi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Abdusshomad Buchori, mengaku belum mendengar atau menerima laporan adanya kejadian "panas" terkait keluarga atau kerabat Ustad Tajul yang mendapat serangan.

"Maaf saya belum mendengar atau mendapat laporan adanya kejadian itu," kata Abdusshomad Buchori.

Menurutnya, Ustad Tajul sudah divonis 2 tahun meski kemudian mengajukan banding, dan saat ini menjalani penahanan pasca kejadian 2011 silam.

MUI Jatim menyarankan semua pihak menahan diri. Dan, pemerintah juga cepat mengambil langkah-langkah. Tujuannya, agar masalah itu tidak semakin meruncing. "Jadi saran saya, semua pihak harus menahan diri. Pemerintah juga cepat mengambil tindakan," pintanya.

Terkait kabar penyerangan kelompok Tajul, MUI Jatim akan meninjau lokasi. "Tunggu saja, saya juga akan mengecek soal kabar itu," pungkasnya. (ren)

Diduga Terganggu, Komika Usir Ibu Menyusui dan Bayinya saat Pertunjukkan
Gedung Merah-Putih KPK

KPK Sebut Prabowo Subianto Tak Perlu Setor Nama-Nama Calon Menterinya

Presiden terpilih Prabowo Subianto, dikatakan tidak perlu menyetor nama-nama calon menteri, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Apalagi nama-nama itu distabilo tertentu.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024