- Lokalisasi Kayen
VIVAnews - Lantunan ayat-ayat dan tausyiah terdengar dari Taman Pendidikan Islam, Roudhatul Khoir, Jalan Dupak Bangunsari, Surabaya, Kamis 9 Agustus 2012. Tak jauh dari lokalisasi Dupak Bangun Sari.
Pengajian yang digelar Pemerintah Provinsi Jatim dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) khusus digelar untuk 120 pekerja seks komersial (PSK). Salah satunya Ita, bukan nama sebenarnya, yang mengaku hatinya terketuk. Ia mengaku bersyukur mendapat petunjuk di bulan Ramadan, dengan tekad bulat ia ke luar dari lokalisasi.
Sudah lima tahun iya menjalani pekerjaan yang sering dianggap hina itu. Kala itu, Ita masuk lokalisasi karena terpaksa, akibat himpitan ekonomi. Ia merelakan tubuhnya ditukar beberapa lembar uang, namun hatinya berontak.
Kini, Ita ingin membuka lembaran baru. "Saya bersyukur tokoh masyarakat di sini peduli, hingga bisa mengentas saya. Saya akan kembali pulang dan berusaha bekerja lainnya," katanya lirih.
Langkah Ita diikuti sejumlah perempuan lain, yang menerima uluran pemerintah dan berhenti menjadi PSK. Sebagian mengaku khawatir tak punya masa depan jika terus bertahan menjadi PSK.
Para PSK yang memutuskan ke luar tak hanya bermodal tangan kosong. Mereka mendapat bantuan modal kerja dari pemerintah untuk memulai profesi baru, yang lebih terhormat di mata masyarakat.
"Tidak hanya uang, tapi juga dibekali pelatihan sebagai dasar untuk kembali ke masyarakat. Setelah itu, jangan kembali ke dunia hitam lagi," kata Kepala Biro Adminitrasi dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim, Bawon Adhiyitoni.
Ditambahkan dia, Pemprov Jatim akan terus berupaya memberi penyadaran agar PSK di Jatim mau insyaf, meninggalkan lembah hitam dan kembali ke kehidupan normal.
Mereka yang menerima tawaran itu akan menerima santunan Rp3 juta dan menjalani pelatihan keterampilan sebagai bekal kembali ke masyarakat. "Bulan suci Ramadan ini momentum tepat bagi para PSK untuk bertobat. Kami dari Pemprov Jatim tidak akan berhenti mengajak dan terus berupaya mengentas mereka."
Sementara, Sekretaris MUI Jatim Muhammad Yunus mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung langkah Pemprov Jatim yang bersama tokoh agama dan masyarakat mau peduli kepada PSK. Pengajian dilakukan sebagai momentum renungan dan penyadaran menuju pembersihan diri dan hati.
"Mulai sebelum Ramadan, kami sudah gencar melakukan kegiatan ini. Mengajak mereka bertaubat dan kembali ke jalan yang benar," kata Muhammad Yunus kepada VIVAnews.
Upaya pengentasan relatif berhasil. Berdasarkan data, sekitar 10 tahun lalu di lokalisasi Dupak Bangun Sari terdapat 3.200 orang penghuni. Saat ini yang tersisa sekitar 153 orang PSK. (umi)