Kisruh Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Chairul Tanjung dan buku "Chairul Tanjung Si Anak Singkong"
Sumber :
  • ANTARA/Teresia May

VIVAnews - Penerbitan buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong tulisan wartawan senior Kompas Tjahja Gunawan Diredja diwarnai insiden internal penulis. Inu Febriana, ghost writer buku itu meledakkan emosinya dalam 84 kultwit di akun twitter @IFnubia pada Sabtu, 1 Juli 2012. Dari situ permasalahan internal akhirnya masuk ke ranah publik.

Apa sebenarnya masalah utama buku itu? Apakah soal pembayaran royalti? "Ya betul, soal royalti. Sampai sekarang saya pun belum menerimanya karena penerbit juga memerlukan waktu untuk menghitung nilai dari jumlah buku yang terjual," kata Tjahja dalam pesan tertulis kepada VIVAnews, Selasa, 3 Juli 2012.

Menurut Tjahja, dirinya sejak sepekan lalu berupaya menemui Inu tapi tidak juga berhasil. Tjahja baru bisa bertemu dengan ibunda Inu untuk membicarakan masalah ini. "Pak CT sudah tahu soal ini dan sudah memberikan tanggapan kemarin," jelas Tjahja.

Bagi Tjahja, ini adalah pelajaran bagus bagi dirinya. "Ke depan, untuk mengerjakan apapun termasuk penulisan buku harus dibuat kesepakatan tertulis termasuk dengan sahabat sendiri," tegas dia.

Dalam perbincangan dengan VIVAnews, Inu yang sudah menjadi ghost writer dari sekitar 20 buku ini mengaku permasalahan ini bukan soal royalti. Pria yang hobi bersepeda ini membantah keras bahwa ini semata-mata hanya royalti. "Sama sekali bukan soal royalti," tegas Inu kepada VIVAnews, Selasa 3 Juli 2012.

Sejak awal, Inu menyadari konsekuensi sebagai ghost writer bahwa namanya tidak akan ditulis dalam buku itu. Tetapi di tengah jalan, Inu yang berkonsultasi dengan ibunya akhirnya berubah sikap atas saran sang ibu.

"Penulisan buku Pak CT itu saya anggap lumayan berat. Kenapa? Karena penulisan biografi itu biasanya dilakukan tim ahli. Ada ahli politik, pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya. Nah ini saya lakukan sendiri," tegas dia.

Inu akhirnya meminta namanya ditulis dalam buku sebagai asisten penulis atau apapun. Inu mengaku bahwa Tjahja setuju untuk mencantumkan namanya dalam buku. Kesepakatan itu berubah saat keduanya membahas royalti pada 20 Juni 2012. Pembahasan royalti saat itu tidak menemui jalan keluar.

"Mas Gun minta lebih besar, saya bilang tidak bisa begitu karena saya yang kerja. Akhirnya dia bilang nama saya tidak dicantumkan. Sama sekali tidak ada," ungkap Inu. Suasana panas itu akhirnya mereda keesokan harinya karena Tjahja sepakat menuliskan nama Inu di "ucapan terima kasih". 

"Namanya ada di buku kok. Itu sebagai bentuk penghargaan," kata Tjahja.

Di akhir kesepakatan, Tjahja mengatakan dirinya berkomitmen membagi 50:50 dari royalti yang diterima. Pembagian royalti ini juga dibenarkan Inu. "Itu betul berdasarkan kesepakatan akhir. Tapi perlu diperjelas, permasalahan utama ini bukan soal royalti meski saya tak munafik membutuhkan itu," jelas Inu.

Bagaimana tanggapan Chairul Tanjung soal kisruh penulis bukunya? Selengkapnya

Liverpool Tertahan, Perburuan Gelar Sisakan Arsenal dan Man City?
Pelaku curanmor yang dihabisi warga di Tangerang

Pelaku Curanmor Babak Belur Dihajar Warga Usai Kedapatan Dorong Motor Curian

MS (28), seorang pria di Tangerang, diamuk massa usai kedapatan melakukan tindak pencurian kendaraan bermotor atau curanmor, di Toko Aluminium, di wilayah Kota Tangerang.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024