- VIVAnews/Nur Farida Ahniar
VIVAnews - Dua wisatawan asal Australia yang tengah menikmati libur di Bali mungkin bingung melihat Pantai Kuta yang biasa hiruk pikuk berubah seperti pesisir pulau tak berpenghuni. Mereka pun bingung saat mendapat teguran petugas patroli agar segera kembali ke hotel.
Memang tak semua wisatawan mancanegara memiliki pemahaman baik mengenai perayaan Nyepi, yang tahun ini jatuh hari ini, Jumat, 23 Maret 2012. "Kami bertemu mereka di pinggir pantai," kata I Gusti Ngurah Tresna, petugas patroli Pantai Kuta.
Petugas yang akrab disapa Gung Aji itu memaklumi tindakan dua wisatawan yang masih keluyuran di saat sebagian besar masyarakat Bali menjalani Catur Brata. Ia pun berlaku sopan untuk memberikan pemahaman mengenai tradisi Nyepi di Pulau Dewata.
Mengingat keberadaan pecalang dan sejumlah petugas yang siaga di sekitar hotel, Gung Aji tak mengetahui bagaimana keduanya bisa sampai di Pantai Kuta. "Mereka akhirnya mengerti dan mau kembali ke hotelnya," ujarnya.
Sejak pukul 06.00 WITA, mayoritas masyarakat Bali yang memeluk Hindu, melakukan penyepian atau berdiam diri di rumah tanpa menyalakan lampu, televisi, radio, kompor, selama 24 jam.
Mereka melakukan Catur Brata yang terdiri atas empat elemen utama, yakni Amati Geni, tidak menyalakan api; Amati Karya, tidak bekerja; Amati Lelungan, tidak bepergian; dan Amati Lelanguan, tidak bersenang-senang.
Bandara berhenti beroperasi. Perkantoran tutup. Segala bentuk aktivitas bisnis terhenti. Jalan-jalan pun lengang seperti pulau tanpa penghuni. (art)