VIDEO: Ibu "Jagal Nganjuk" Minta Maaf

Periksa kejiwaan pembunuh berantai, Mujiyanto
Sumber :
  • ANTARA/Arief Priyono

VIVAnews -- Belum ada kata penyesalan ke luar dari bibir tersangka pelaku pembunuhan berantai di Nganjuk, Mujianto. Padahal, dengan bermodal racun tikus seharga Rp500, pria 24 tahun itu telah meracuni 16 orang, lima di antaranya tewas.

Kata maaf justru terlontar dari ibunya, Pinartun, yang tak pernah mengira, putranya yang kalem berubah menjadi pembunuh berdarah dingin.

"Pada semua korban yang sudah dilakukan anak saya, semuanya saja, saya sekeluarga minta maaf yang sebesar-besarnya," tutur Pinartun di rumahnya yang sederhana di Desa Jatikapur, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. "Mudah-mudahan yang punya keluarga diberi ketabahan dan keikhasan," tambah perempuan paro baya itu.

Perempuan paro baya itu menceritakan, sudah dua tahun, Mujianto tak tinggal di rumah. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah JS, yang ternyata adalah pacar sejenisnya. Lihat videonya di tautan ini.

Berdasarkan pemeriksaan polisi, perbuatan biadab Mujianto dilatarbelakangi motif asmara. Ia yang cemburu, mengambil ponsel milik JS, dan mencatat nomor-nomor telepon orang yang diduga selingkuhan kekasihnya.

Lalu, Mujiono menghubungi para korban, mengajak bertemu, dan memberi mereka makan atau minum yang dibubuhi timex, racun tikus.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengatakan, hasil pemeriksaan psikolog menyebutkan tersangka Mujianto melakukan perbuatan tersebut dalam keadaan sadar dan tidak menyesalinya. Dalam memberikan keterangan, Mujianto dinilai sangat lugu, jujur, dan terus terang.

“Bahkan belakangan ini dia sadar hukuman yang akan dia terima cukup berat mengingat banyaknya korban,” kata Saud. Pasal yang disangkakan kepada Mujianto adalah pasal pembunuhan. “Ini membuat dia tambah stres,” imbuh Saud. Para petugas lapangan pun diwanti-wanti, agar tak lengah dan mengawasi Mujianto. Agar tak melakukan perbuatan nekat lainnya. (sj)

Elite PAN soal PKB-Nasdem Gabung Prabowo: Ini Masih Perubahan atau Keberlanjutan? 
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali

Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024