- topik pagi-antv
VIVAnews -- Pihak Kepolisian memberikan kesempatan kepada dua kubu pendukung kandidat bupati, yang diduga sebagai pemicu bentrok di kabupaten Tolikara, untuk berdamai. Dua kubu itu adalah para pendukung dua pasang kandidat kepala daerah Kabupaten Tolikara yang akan mengikuti Pemilukada yakni pasangan John Tabo (incumbent) – H Edi Suyanto dan Usman Wanimbo – Amos Jikwa.
“Korban yang berjatuhan sudah cukup banyak, juga material, untuk itu dihimbau kepada seluruh masyarakat agar menyelesaikan kisruh ini. Serta turut menjaga pemilukada agar berjalan baik,” ujar Brigjen Pol Paulus Waterpauw, Wakapolda Papua, Senin 20 Februari.
Wakapolda mengatakan, pasca bentrok antar pendukung John Tabo dan pendukung Usman Wanimbo kondisi Tolikara berangsur membaik serta upaya perdamaian sedang berjalan. "Upaya perdamaian dilaksanakan pada Minggu (19/2) di kediaman Penjabat Bupati Tolikara, dengan menghadirkan kedua kubu yang di fasilitasi Polri dan TNI," terangnya.
Dari hasil pertemuan tersebut, jelasnya, kedua kubu sepakat akan menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama ini, dengan menciptakan situasi yang aman dan kondusif dan tidak lagi mengulangi tindakan anarkis. "Dalam perdamaian itu kubu Usman Wanimbo meminta kasus penembakan yang menelan korban dari pendukung Usman Wanimbo segera di proses hukum dan meminta kejadian serupa tidak terulang lagi,"tukasnya.
Sedangkan pendukung John Tabo, ungkap Jendral Polisi yang asli Papua itu, menuduh bahwa konflik terjadi karena dipicu sikap KPUD dalam proses Pemilukada tidak bersikap netral. "Kalau KPUD bersikap profesional tentu tidak akan ada kemarahan para pendukung," ucap Wakapolda menirukan pernyataan kubu John Tabo.
Kubu John juga meminta agar Pemda dan Polri beserta TNI mencari korban yang masih belum teridentifikasi serta memberikan perawatan kepada para korban.
Jumlah korban luka-luka yang berhasil di identifikasi pihak kepolisian sebanyak 182 dan meninggal 6 orang -- sementara versi Mabes Polri menyebut 11 orang. Setidaknya 76 rumah terbakar diantaranya 1 kantor Badan Statistik dan 1 kantor distrik. Diperkirakan masih banyak jumlah korban tewas yang belum teridentifikasi. “Saat ini jumlah kerugian materil belum bisa ditaksir, tapi penyidik masih melakukan pendataan," ujarnya.