- tvOne
VIVAnews - Dalam video kekerasan yang terjadi di Mesuji terlihat ada sejumlah orang berseragam aparat di tengah aksi kekerasan. Satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala memegang kepala yang terpenggal.
Keberadaan oknum itulah yang menyulut dugaan, aparat ikut terlibat dalam tragedi Mesuji.
Lepas dari terlibat atau tidak, Wakil Ketua Komisi Hukum dari Fraksi PKS, Nasir Djamil menilai, polisi tak memahami situasi daerah yang diamankannya. Sehingga bentrok antar warga Mesuji dengan karyawan PT Sumber Wangi Alam (SWA) -- yang berujung pemenggalan -- terjadi.
"Artinya, polisi tidak memahami situasi yang ada di sana, tidak memahami kultur di sana," kata dia di Gedung DPR, Jumat 16 Desember 2011. "Mengapa kejadian tersebut tidak diantisipasi."
Soal dugaan keterlibatan polisi, itu memang harus dibuktikan. Namun, "kalau ternyata polisi ikutan, maka kami akan bentuk panja," kata Anggota Komisi Hukum dari Fraksi PPP, Ahmad Yani.
Sebelumnya, pihak Polri membantah keras dugaan keterkaitan aparat dalam aksi bentrok horizontal di Mesuji -- baik Kabupaten Mesuji, Lampung atau Kecamatan Mesuji, Sumatera Selatan.
Boy juga membantah tudingan bahwa polisi terlibat dalam aksi kekerasan tersebut – apalagi melakukan pemenggalan. Kata dia, aparat dalam video hadir usai bentrokan antara warga dengan karyawan dan petugas keamanan dari PT Sumber Wangi Alam (SWA) di Sumatera Selatan pada 21 April 2011.
"Itu paska. Itu setelah kejadian, setelah orang itu meninggal semua, baru polisi yang lebih besar hadir," kata Boy. “Bahkan kalau nggak ada petugas korban akan lebih banyak.”
Pemenggalan, kata Boy, bukan dilakukan polisi. Tapi justru oleh warga terhadap karyawan PT SWA. Dia menceritakan, akar permasalahan adalah murni sengketa tanah. "Tindakan ini cukup keji, bahkan ada satu yang dipenggal kepalanya, dari karyawan PT (Sumber Wangi Alam) SWA, pada waktu datang massa mereka tidak lagi bisa menghadapi," kata Boy. (umi)
Yen Amblas ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Menkeu Jepang Bakal Ambil Tindakan
Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki menyatakan, akan mengambil tindakan yang tepat terhadap pergerakan pasar mata uang yang berlebihan.
