Janda Rawagede: Yang Lalu Biarlah Berlalu

Cawi Salah Seorang Janda Pembantaian Rawagede
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews – Janda-janda korban pembantaian Rawagede mengaku bisa memaafkan kekejaman Belanda yang telah membantai 431 penduduk desa mereka, 64 tahun silam. Mereka mengaku ingin membuka lembaran baru, dan menatap masa depan yang lebih baik.

“(Belanda) minta maaf, ya diterima. Biar yang dulu berlalu, yang sekarang ya sekarang. Sekarang yang penting sama-sama baik,” kata Cawi, salah seorang janda korban di Monumen Rawagede, Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat, Jumat 9 Desember 2011.

Wanti, janda almarhum Sarman yang menjadi korban pembantaian, juga mengaku telah memaafkan Belanda. “Saya mau memaafkan Belanda,” kata Wanti, salah seorang janda korban yang tetap tinggal di Rawagede sampai saat ini, bersama anaknya.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd De Zwaan, dalam Peringatan Tragedi Rawagede ini, meminta maaf secara resmi kepada korban dan keluarga korban pembantaian. De Zwaan berharap, lembaran buruk antara Belanda dan Indonesia dapat ditutup, dan hubungan kedua negara semakin harmonis di masa mendatang.

“Saat tragedi itu, hubungan kita (Indonesia-Belanda) berada di jalur yang salah. Sebagai perwakilan Belanda, saya minta maaf atas tragedi pada 9 Desember 2941 itu. Saya berharap, kita bisa berubah bersama di masa depan ke arah yang lebih baik. Ini adalah peluang untuk menutup permasalahan dan gesekan antara kedua negara,” kata De Zwaan.

Kompensasi Dikucurkan

Pemerintah Belanda menyiapkan kompensasi sebesar 20.000 Euro atau setara dengan Rp240 juta untuk 9 janda korban pembantaian. Dengan demikian, total kompensasi yang diberikan pemerintah Belanda adalah 180.000 Euro atau setara dengan Rp2,16 miliar.

“Tentunya tidak ada jumlah uang yang dapat menggantikan semua hal yang menjadi kerusakan di sini. Tapi uang 20.000 Euro adalah suatu permintaan maaf secara sukarela untuk menggantikannya,” kata Liesbeth Zegveld, warga Belanda yang juga menjadi pengacara para janda korban pembantaian Rawagede di Pengadilan Den Haag, Belanda.

Selain uang kompensasi dari pemerintah Belanda, para janda korban juga menerima sumbangan alakadarnya dari Yayasan Rawagede yang selama ini menaungi mereka. Sumbangan ini rutin diberikan setiap tahun dalam Peringatan Tragedi Rawagede.

“Ini bukan dana kompensasi dari Belanda, tapi dana yayasan,” kata Ketua Yayasan Rawagede, Sukarman, yang juga merupakan salah seorang cucu korban pembantaian. Janda Cawi mengatakan, sumbangan dari Yayasan Rawagede tidak hanya ditujukan kepada janda korban.

“Setiap tahun yayasan ngasih Rp100 ribu atau Rp150 ribu. Dikasih ke anak yatim dan jompo juga. Ini rutin sejak dua tahun lalu. Lumayan, buat beli beras,” kata Cawi. Sementara kompensasi dari Belanda, terang Cawi, akan diberikan terpisah dan dikirim lewat rekening. (umi)

Kemenpan-RB Siapkan 200 Ribu Formasi Calon ASN untuk Ditempatkan di IKN
Jumpa pres Kick OFF Pilkada Serentak 2024, di Grandhika Hotel Medan, beberapa waktu lalu.(B.S.Putra/VIVA)

PKS Siapkan Kader Terbaik di Pilkada Sumatera Utara, Siapa Orangnya?

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, Sumatera Utara, sedang mempersiapkan kader terbaik mereka di internal untuk diusung pada Pilkada Serentak 2024.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024