Polisi Mulai Periksa Kasus Jembatan Kutai

Jembatan Kutai Kartanegara runtuh
Sumber :
  • REUTERS/Rizal Adi Nugroho

VIVAnews -- Jembatan gantung simbol Kejayaan Kutai Kartanegara, kini tak lagi tegak berdiri. Pada Sabtu 26 November 2011 pukul 17.30 WIB, mahakarya Bupati Syaukani Hassan Rais itu ambruk. Tinggal dua tiang penyangganya yang tersisa, itu pun tak lagi tegak berdiri.

Kini dua pekerjaan besar menanti: mengevakuasi para korban yang diduga tertindih kendaraan dan puing jembatan, juga mencari tahu penyebab runtuhnya jembatan sepanjang 710 meter itu.

Kabid Humas Polda Kalimantan Timur, Komisaris besar Antonius Wisnu Sutirta mengatakan, pihaknya ikut mengerahkan sejumlah anggota Brimob dalam proses evakuasi korban. "Setidaknya ada laporan 20-25 orang hilang yang kami terima terkait peristiwa itu," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Senin 28 November 2011.

Iran Bantah Rudal Israel Meledak di Isfahan: Itu Drone yang Ditembak Jatuh

Hingga pagi ini, dikabarkan tujuh korban tewas ditemukan terkait tragedi tersebut. Dua yang terakhir ditemukan mengambang di perairan. 

Sementara, terkait penyebab ambrolnya jembatan, Antonius mengatakan, hal tersebut masih dalam proses penyelidikan. "Kami sudah memeriksa sekitar 10 saksi dalam peristiwa ini," kata dia.
 
Selain itu, dia menambahkan, polisi juga memeriksa orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Juga orang yang berhasil selamat, dalam kondisi luka. 

"Kami juga melakukan pemeriksaan kepada orang-orang yang diduga memiliki keterlibatan. Dalam artian, perawatan jembatan. Masih dikaji dan dilakukan pemeriksaan," kata Antonius.

Sebelumnya, Kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono yang langsung terbang ke lokasi bersama Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Minggu pk. 02.12 WITA, Kapolres Kutai Kartanegara AKBP I Gde Haryarsana melaporkan pihaknya menduga ada unsur kesalahan manusia di balik kejadian ini. Menurut dia, seharusnya ketika pekerjaan perbaikan tali jembatan sedang dilakukan, tidak boleh ada arus lalu lintas di atas jembatan.

“Seharusnya jembatan ditutup," kata Haryarsana. "Tidak boleh ada getaran ketika pengerjaan dilakukan. Getarannya membuat tali yang sedang di-set goyang dan lepas."

Namun demikian, Menteri Agung menyatakan tak mau buru-buru menarik kesimpulan. "Kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim ahli," tuturnya.

Sementara, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara menyatakan jembatan runtuh saat sedang diperbaiki. Dan perbaikan yang dilakukan Sabtu nahas itu merupakan program pemeliharaan yang sudah dianggarkan senilai Rp2 miliar dan disetujui Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari.

Melalui Sri Wahyuni, Kabag Humas Pemkab Kutai Kartanegara, Bupati Rita menjelaskan pada hari pertama pemeliharaan itu petugas menyetel kembali tali penahan jembatan. Namun, saat proses dilakukan petugas tak menghentikan arus lalu lintas yang padat saat memasuki jam-jam sibuk. Petugas, kata Sri Wahyuni, hanya menutup sebagian badan jalan dan menjadikan jalur dua arah menjadi satu arah dengan sistem buka tutup.

"Petaka terjadi ketika jembatan tak sanggup menahan beban maksimal. Ditambah lagi kekuatan jembatan berkurang lantaran tali penyangga sedang mengalami perbaikan," ujar Sri Wahyuni dalam jumpa pers di kantor Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Minggu.

Ketika itu, badan jalan drop dan tali penyangga kendor sehingga mengurangi kekuatan jembatan. Sri menuturkan, sebelum terjadi bencana, badan jalan di jembatan memang sudah bergeser. Sebab itulah diputuskan untuk dilakukan proses pemeliharaan untuk mengembalikan jembatan seperti setelan semula.

Baca juga: Kelalaian di Balik Runtuhnya Jembatan Kutai

TNI Berduka, Letkol Marolop Meninggal Dunia 2 Hari Usai Serahkan Jabatan Komandan Kodim di Papua
Alvina Elysia Dharmawangsa

Mengenal Sepak Terjang Karier Alvina Elysia, Dirut Perempuan di Anak Perusahaan Pupuk Kaltim

Alvina Elysia Dharmawangsa Mengawali karier di tahun 2008 sebagai staff Process Engineer di pabrik Pupuk Kaltim usai menuntaskan pendidikan tingginya dari jurusan Teknik

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024