- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklaim telah menyelamatkan kekayaan negara dari sektor migas (Minyak dan gas) sebesar Rp153,6 triliun. Kekayaan negara itu dalam bentuk uang dan aset.
"Kita telah menyelamatkan dari segi uang sebesar Rp5,2 triliun kita kembalikan cash dan Rp148,5 triliun dalam bentuk aset. Jadi total Rp153,6 triliun dalam bentuk uang dan aset," kata Wakil Ketua KPK, Haryono Umar, di Kantor KPK, Jakarta, Jumat 4 November 2011.
Menurut Haryono, nilai sebesar itu merupakan potensi keuangan dan aset negara dari sektor migas yang terancam hilang akibat karena sistem pendataan yang tidak baik. Untuk itu dua hal yang menjadi catatan KPK dan direkomendasikan kepada instansi terkait untuk melakukan perbaikan
Pertama kata Haryono, yang belum dilakukan pemerintah adalah belum melakukan sistem pencatatan lifting dengan sistem online. "Sehingga di Jakarta kita bisa mengetahui berapa setiap hari minyak yang naik ke permukaan, itu kita belum punya," ujarnya.
Selama ini untuk lifting minyak masih menggunakan catatan manual. Ia mengilustrasikan saat minyak sudah ditambang, kemudian catatan manual itu dibawa dari Natuna ke Jakarta.
"Padahal minyaknya sudah masuk tanker dan dibawa ke luar negeri jadi kita tidak pernah melihatnya (minyak) hanya terima laporannya. Dan itukan rawan sekali," ujar Haryono.
Kedua, KPK meminta untuk merubah aturan mengenai cost recovery. Namun, Haryono bersyukur hal ini sudah ditindaklanjuti dengan diubah melalui Peraturan Pemerintah. "Walaupun produksi kita berapa pun kalau cost recovery besar kita dapatnya sedikit," lanjut Haryono.
KPK sendiri menyatakan telah melaporkan pengembalian uang itu kepada DPR RI. KPK juga melaporkan ke DPR supaya mendesak pemerintah untuk melakukan pendataan terhadap aset dan keuangan negara yang selama ini tidak ditangani secara baik. "Ini sangat rawan bila tidak ada pencatatan aset secara online," kata Haryono.
Santai Tapi Menohok! Zara Balas Kritikan Netizen Soal Foto Tanpa Hijab
Zara menegaskan juga jika suatu hari nanti dia kembali menggunakan hijabnya itu memang harus murni dari perjalanannya dalam mencari keyakinan.
