Kisah Haji Ustadz H. Ahmad Shonhaji

Bermimpi Tiga Kali Pergi Haji

Ustadz Ahamad Sonhaji
Sumber :
  • Ustadz

VIVAnews - Penutupan pembayaran Ongkos Naik Haji (ONH) untuk keberangkatan jamaah haji tahun 2003 akan ditutup dua minggu lagi. Informasi ini disampaikan oleh pihak Departemen Agama agar para jamaah yang sudah masuk porsi keberangkatan segera melakukan pelunasan pembayaran ONH.

Viral Curhat Pratama Arhan ke Azizah Salsha Usai Timnas U-23 vs Australia Bikin Gemes Netizen

Lain halnya bagi mereka yang belum memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji dengan persiapan bekalnya, hanya kerinduan yang terus memanggilnya. Terutama saat menghadiri pelepasan tamu Allah untuk berangkat ke Tanah Suci, linang airmata keharuan menjadi bukti kerinduan untuk mendapatkan kesempatan ke Baitullah. Entah kapan panggilan itu datang, hanya Allah yang mampu menjawabnya.

Salah satunya Ustadz Aip, panggilan yang sangat akrab bagi masyarakat Jati Bunder Tanah Abang. Perjuangan dan pengorbanan hidupnya ia curahkan untuk menebarkan ilmu Allah. Mengajar merupakan bagian dari denyut nadi kehidupannya yang ia geluti sejak masa mudanya.

Tidak Fokus Berkendara, Pengendara Motor Tabrak BMW Seri 5

Dengan keadaan yang pas-pasan ia menghidupi dan membiayai kedelapan putra-putrinya. Subhanallah, ketenangan dan tawakkalnya menjadi pendidikan berharga bagi anak-anaknya. Ia sering berkata kepada anak-anaknya: "Bapak tidak punya warisan dan tidak meninggalkan harta buat kamu semua, namun dengan ilmu semoga menjadi harta yang bermanfaat.”

Ternyata ada satu kerinduan yang terpendam yang sering diungkapkan saat munajat kepada Allah, ”Ya Robbm hamba-Mu ingin pergi haji namun biaya anak-anak yang menjadi tanggungan amanah-Mu demikian besar bagiku, bilakah Engkau memberi kesempatan hamba-Mu ke Baitullah.” 

4 Tim Lolos 8 Besar Piala Asia U-23, Indonesia Siap Nyusul?

Apalagi sebagai seorang ustadz ia sering kali diminta untuk melepas calon haji dengan sholawat dustur, ”Ya Allah, kapan saatnya aku dilepas dengan dustur.” Seringkali air matanya meleleh pertanda kerinduan itu demikian dalam.

Selesai salat subuh di usia 63 tahun ia tertidur dalam zikirnya, seakan ia merasa sedang menunaikan ibadah haji. Gambaran indah Ka’bah tampak jelas di pelupuk matanya. Ustadz Aip pun terbangun kemudian berucap syukur, ”Jika Engkau belum mengizinkan hamba-Mu untuk datang ke rumah-Mu cukup kau berikan mimpi itu sebagai pengobat rasa rinduku” dalam munajat dan doanya yang khusyuk sampai tiga kali mimpi itu menghiasi munajat dan tidurnya dalam satu waktu.

Ia pun bergumam, ”Ya Robb inikah pertanda aku akan berangkat haji tahun ini, tapi bagaimana mungkin pendaftaran saja sudah hampir tutup dan aku belum menabung?” 

Belum lagi gumamnya selesai seorang anaknya datang sambil berkata: ”Pak anak-anak sudah nabung, insya Allah, tahun ini Bapak berangkat haji. Nama Bapak masuk untuk bisa berangkat.” 

Subhanallah. Hanya linangan airmata yang yang terus mengalir membasahi pipinya seraya berujar doa: ”Ya Robb kiranya tabunganku untuk haji akhirnya datang melalui biaya yang aku keluarkan untuk anak-anakku, dan hari ini bayangan itu menjadi nyata.” Saat pelepasan berlangsung dan salawat Dustur dibacakan ia pun berujar doa, ”Alhamdulillah, permintaanku Engkau kabulkan kini tiba saatnya aku yang dilepas.” 

Wallahu a’lam bis Showab.

Dikisahkan oleh: Ustadz. H. Ahmad Shonhaji 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya