Ical: Amankan Tanah RI dari Pencaplokan

Aburizal Bakrie di Singapura
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews -- Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie minta pemerintah mengamankan wilayah perbatasan Indonesia dengan benar. Menurut dia, tanah Indonesia tidak boleh dicaplok negara lain, walau sejengkal saja.

"Tidak boleh sejengkal pun tanah Indonesia dicaplok orang lain, kita wajib mengamankannya," kata Aburizal sebelum memberi pengarahan pada anggota Fraksi Golkar di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2011.

Pernyataan Ical --sapaan Aburizal-- ini diberikan menanggapi isu pencaplokan wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datu di Kalimantan Barat yang dikabarkan dicaplok oleh Malaysia. Namun demikian, Ical minta pemerintah memastikan terlebih dahulu apakah Malaysia benar-benar melakukan pancaplokan atau tidak. "Tapi, kita periksa dulu, betul tidak dicaplok atau tidak. Kalau menurut Pak Djoko [Suyanto -Menkopolhukam] kan tidak dicaplok," ujarnya.

Terkait pengamanan wilayah perbatasan, Ical mengaku percaya dengan kinerja Tentara Nasional Indonesia (TNI) selama ini.  "Masak kamu nggak percaya."

Sebelumnya, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, TB Hasanuddin mengatakan terjadi pencaplokan wilayah Indonesia oleh Malaysia di Tanjung Datu dan  Camar Bulan, Kalimantan Barat. Sekitar 1.400 hektare tanah Dusun Camar Bulan dan 80 ribu meter persegi di pantai Tanjung Datuk dicaplok Malaysia.

Namun, sayangnya, pemerintah Indonesia sendiri tidak bulat dalam memandang wilayah Camar Bulan ini. Menurut Wakil Kepala Penerangan Kodam Tanjungpura, Letkol Inf Totok, Camar Bulan masuk wilayah Malaysia.

"Hal ini berdasarkan pertemuan antara Indonesia-Malaysia di Semarang tahun 1978 yang memutuskan wilayah Camar Bulan masuk ke wilayah Malaysia," kata Letkol Inf Totok saat berbincang dengan VIVAnews.com, Minggu, 9 Oktober 2011.

Sementara itu, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono menegaskan, wilayah Camar Bulan dan Tanjung Datu adalah wilayah sah Indonesia. Hendro menuturkan hal itu diperkuat dengan pengalaman sejarah tahun 1968 sampai dengan 1973 ketika TNI membantu Tentara Diraja Malaysia menumpas gerakan separatis Pasukan Gerilya Serawak.

"Pada saat itu, kedua belah pihak memahami betul di mana batas-batas negara kita karena secara de facto kita melihat kenyataan di lapangan sehingga Camar Bulan adalah tempat dan markas kita. Markas dari pasukan anti gerilya. Jelas bahwa Camar Bulan itu adalah posisi dari markas kita," katanya saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Oktober 2011.

Pakai Uang Palsu Beli Narkoba dan Punya Senpi Rakitan, Pecatan TNI AL di Lampung Ditangkap
Kemenag Gelar Peringatan Nuzulul Qur'an Nasional Tahun 2024

Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman

Peringatan Nuzulul Qur'an tingkat nasional, digelar oleh Kementerian Agama atau Kemenag. Pada tahun 2024 ini, digelar di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, pada Rabu kemarin.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024