- ikkenietweten.nl
VIVAnews -- Hella Haase, penulis asal Belanda yang mendapatkan penghargaan atas karyanya tentang kronik kehidupan masa kolonial di Hindia Belanda, wafat dalam usia 93 tahun.
Penerbit, Querido mengumumkan Haase telah berpulang, Jumat 30 September 2011, bahwa sang penulis meninggal dini hari di Amsterdam, Belanda setelah menderita sakit mendadak. Namun, apa persisnya penyebab kematiannya tidak diungkapkan.
Nobel pertama Haase, "Oeroeg" (baca: Urug), langsung populer, dan menjadi bacaan wajib anak-anak sekolah di Belanda, dari generasi ke generasi. Novel yang ditulis pada 1948, saat Haase baru berusia 30 tahun, menceritakan tentang persahabatan sejati dua anak, satu putra keluarga Belanda yang menjajah Indonesia. Lainnya, bocah pribumi.
Persahabatan mereka diuji di masa revolusi, ketika Belanda ingin menggagalkan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.
Karya Haasse telah diterjemahkan dan dipublikasikan di 90 negara. Ia meraih hampir semua penghargaan karya sastra Belanda. 'Oeroeg' bahkan difilmkan pada 1993, dengan judul sama dengan novelnya.
Hella adalah penulis Belanda kelahiran Batavia, cikal bakal Jakarta, pada 2 Februari 1918, Ibunya seorang pianis bernama Katherina Diehm-Winzenhohler, dan ayahnya seorang inspektur keuangan pemerintahan kolonial Belanda bernama Willem Hendrik Haasse.
Novel 'Oeroeg" menjadi menarik karena kaya penggambaran situasi Indonesia di zaman itu: keadaan alam, kehidupan keluarga Belanda dan pribumi, rumah-rumah penduduk pribumi dan Belanda, ia gambarkan dengan begitu detail dan memikat. (Sumber: Washington Examiner)
Petinggi Gerindra Sebut Tak Perlu Ada Rekonsiliasai Prabowo dengan Megawati
Petinggi Partai Gerindra menilai Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri tidak perlu melakukan rekonsiliasi karena mereka tidak pernah terlibat dalam perselisihan.
