Siemens Keluar dari Industri Nuklir

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Jerman
Sumber :
  • AP Photo/Michael Probst

VIVAnews - Konglomerat industri dan peralatan teknik asal Jerman, Siemens, menyatakan keluar dari industri nuklir. Keputusan ini merupakan hikmah dari bocornya reaktor nuklir di Fukushima, Jepang, usai dihantam tsunami Maret lalu sehingga menimbulkan ancaman radiasi, yang hingga kini belum teratasi.

Menurut stasiun berita BBC, 18 September 2011, keputusan Siemens itu diumumkan Kepala Eksekutif Korporat (CEO), Peter Loescher. Menurut dia, langkah ini sejalan dengan kebijakan Jerman yang tidak akan lagi menggunakan nuklir sebagai sumber energi karena menimbulkan risiko yang besar bagi keselamatan manusia sehingga perlu mencari alternatif lain yang juga tak kalah efisien namun aman bagi lingkungan hidup.

"Babak [industri nuklir] itu bagi kami telah ditutup," kata Loescher, yang dikutip majalah Spiegel. Dengan demikian, Siemens tidak lagi berniat membangun reaktor nuklir baru. Maka, Siemens pun membatalkan proyek patungan dengan perusahaan nuklir asal Rusia, Rosatom, dan mencari kerjasama di bidang lain.

Siemens dikenal sebagai pembangun semua 17 reaktor nuklir Jerman, yang masih beroperasi. Namun, pemerintah Jerman berencana menutup semua reaktor itu pada 2022 atau saat mereka sudah siap dengan pengolahan sumber energi terbarui.

Sebelum insiden di Fukushima, reaktor nuklir memenuhi 23 persen dari produksi listrik di Jerman. (eh)    



 


Pengamat Sebut Hak Angket Berpotensi Layu Sebelum Berkembang, Ini Alasannya
Megawati Soekarnoputri bersama Ganjar Pranowo dan Mahfud MD

Megawati Masih Rutin Bertemu Ganjar-Mahfud Usai Pilpres 2024, Bahas Apa?

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri masih rutin bertemu dengan pasangan capres-cawapres nomor urut t

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024