"Gerhana Matahari Kali Ini Kontras"

VIVAnews - Gerhana matahari cincin kemungkinan besar tidak dapat dinikmati warga Jakarta dan sekitarnya dengan jelas. Fenomena alam ini dinilai sangat langka dan kontras dengan suasana Tahun Baru Imlek.

"Bagi kita astronom, mengharapkan cuaca cerah, tapi bagi yang merayakan Imlek mengharapkan hujan, ini sangat kontras," kata Kepala Publikasi dan Pemasaran Planetarium, Pathudin Mansyur, saat berbincang dengan VIVAnews, di Planetarium, Jakarta, Senin 26 Januari 2009.

Memang, menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, turunnya hujan dipercaya membawa berkah dalam setahun mendatang. Namun, bila hujan tidak turun, dinilai sebagai isyarat kehidupan selama setahun mendatang akan dipenuhi banyak cobaan dan bencana. Dan fenomena gerhana matahari cincin kali ini bertepatan dengan Tahun Baru Imlek.

Menurut Pathudin, peristiwa gerhana kali ini merupakan langka. Belum tentu terjadi dalam 10 atau 20 tahun lagi. Yang menarik dalam fenomena alam ini, lanjut Pathudin, masyarakat dapat melihat corona atau diamond ring. Yakni ada seberkas cahaya terang saat matahari tertutup bulan. "Tapi hingga kini udara belum juga bagus, mudah-mudahan matahari tetap dapat terlihat," harap Pathudin.

Proses gerhana ini mulai terjadi sekitar pukul 15.21 WIB. Puncak gerhana atau saat bulan benar-benar menutupi matahari diperkirakan terjadi pada pukul 16.41 WIB.

Puncak gerhana ini akan berakhir pada pukul 17.15 WIB. Proses gerhana ini akan benar-benar berakhir pada pukul 17.50 WIB saat bulan benar-benar bergeser dan tidak terlihat lagi.

Di Jakarta, ratusan warga dengan antusias berduyun-duyun mendatangi Planetarium. Mereka berharap dapat menyaksikan fenomena alam ini meski dalam cuaca yang tidak mendukung.

KPU Jamin Netralitas Pemilu, Sudah Diawasi Presiden dan DPR
Muamalat Tower / Bank Muamalat Pusat

Bank Muamalat Cetak Laba Rp 14,1 Miliar pada 2023, Aset Tumbuh 9 Persen

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 14,1 miliar, pada tahun 2023.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024