Nasihat Emil Salim untuk Rektor UI

emil salim
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia, Profesor Emil Salim, menepati janjinya berpidato dalam acara halal bihalal di Universitas Indonesia. Namun, Emil mengubah judul pidato dari yang awalnya "Sengkarut Rektor, Raja, dan Ruyati" menjadi "Membangun Tata Kelola UI Berhati Nurani."

"Semula saya risih menyampaikan orasi ilmiah dalam kesempatan acara halal bihalal yang sarat dengan semangat persaudaraan, kekeluargaan antara kita sesama anggota civitas academika Fakultas Ekonomi khususnya dan Universitas Indonesia umumnya," ujar Emil di Gedung Fakultas Ekonomi UI, Depok, Senin, 5 September 2011.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu mengaku khawatir bahwa orasi ilmiah bisa dijadikan alat politik menghantam dan menggoreng pemerintah oleh media pers dan kalangan yang kurang menyukai pemerintah. Namun, dia menambahkan, ratusan SMS dan surat elektronik yang datang bertubi-tubi membuatnya tertegun. Pesan-pesan yang datang  mengungkapkan keprihatinan terhadap buruknya tata kelola pimpinan Universitas yang berujung pada saran menurunkan Rektor UI.

"Kali ini agak istimewa karena secara luas melalui media sosial saya ditodong untuk memberikan orasi ilmiah dengan judul yang bukan saya ciptakan tentang pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi  beberapa waktu lalu," kata dia.

PAN Pede Punya Eko Patrio hingga Zita Anjani, Siap Tarung di Pilkada DKI Jakarta

Namun, akhirnya Emil memilih tak bicara langsung mengenai kebijakan UI di bawah Rektor Gumilar Rusliwa Somantri itu.

Dari sekian banyak SMS dan surat elektronik yang diterima, kata dia, tersimpul kehausan pada tata kelola Universitas Indonesia yang lebih baik dan bertumpu pada keinginan agar bisa ditegakkan pola manajemen yang transparan, akuntabilitas dalam pelaksanaan, partisipasi dari para penopang kepentingan dalam universitas, berkembang subur sistem checks and balances dalam pengelolaan universitas, dan tumbuhnya suasana kreatifitas bebas dari rasa ketakutan untuk berbeda pendapat dalam kampus universitas.

"Saya tidak ada niat menjatuhkan rektor. Saya hanya bicara statuta dan aturan yang berlaku. Ya kan masih punya waktu tiga tahun lagi untuk memperbaiki," ujarnya.

Dan orasi yang dihadiri oleh ratusan civitas UI ini berjalan lancar hingga acara selesai.

Ancaman

Malam sebelum pidato, alumni UI yang juga dosen tamu pascasarjana, Kartika Djoemadi, mengatakan, sempat ada intimidasi terhadap Emil Salim. Tiga orang tokoh mendatangi Emil Salim bertujuan agar pidato itu tidak jadi digelar.

"Karena Profesor Emil sangat idealis dan konsisten, beliau bersikukuh pidato tetap digelar. Tetapi, dalam pidato itu tidak ada sesi tanya jawab. Dan usai pidato, tidak ada acara lanjutan," kata wanita lulusan Fakultas Ekonomi UI tahun 2002 ini.

Usai acara silaturahmi dan halal bihalal, Emil Salim membenarkan kedatangan sejumlah tokoh ke rumahnya. "Saya bersyukur bahwa semalam telah berlangsung pertemuan silaturahmi di rumah saya antara Rektor UI, Saudara Gumilar, anggota Ikatan Alumni UI, Dipo Alam, dan saya untuk kemudian sepakat membentuk tim bersama menyelamatkan UI dan menegakkan good governance dalam lingkungan UI," kata dia.

"Permasalahan yang saya singgung di sini bukanlah menyangkut masalah perorangan diri selaku anggota, atau Saudara Gumilar sebagai Rektor, atau Saudara Dipo selaku Iluni," kata dia.

Dulu Berstatus DPO dan Buron Kasus Tanah, Charlie Chandra kini Berhasil Ditangkap

Mereka membahas bagaimana mengisi masa peralihan, bagaimana pembentukan statuta, bagaimana Keputusan Presiden mengenai bentuk dari UI.

Apakah benar ada intimidasi? "Nggak tahu saya. Itu harus dipisahkan antara fakta dan opini publik," kata Menteri Lingkungan Hidup di masa Orde Baru itu.

Bentuk ancaman juga diterima panitia halal bihalal dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Salah satu panitia, Taufik Baharuddin, mengaku sempat menerima sejumlah pesan pendek (SMS) bernada intimidasi dari seorang pejabat Rektorat.

SMS intimidasi tersebut meminta kepada panitia membubarkan halal bihalal dan tidak dipolitisasi. "Tolong acara dikondisikan bubar. Kalau makan-makan di-boks saja, takut dimanfaatkan kelompok Emil Salim," demikian isi SMS dari seorang wanita bernama Devi yang mengaku sebagai Sekretaris Rektor UI.

Sebelumnya, kata Taufik, panitia juga menerima SMS yang mengatakan bahwa rektor UI tersinggung karena masalah internal UI di-blow-up. "Rektor tersinggung masalah internal keluar UI. Kalau acara di-blow up, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ekonomi telah membuat garis merah terhadap Rektor. Nggak tahu deh ke depannya seperti apa."

Taufik juga mengaku saat acara akan berlangsung ada pergerakan Satpam UI dari Gedung Biru untuk membubarkan acara halal bihalal. Namun, aksi urung dilakukan. "Saya kasih tahu, kalau mau bikin ribut silakan," kata Taufik.

Dengan adanya berbagai intimidasi tersebut, Taufik mengaku kecewa. "Masa orang berpendidikan bicaranya seperti itu. Nggak tahu deh hubungan ke depan kaya bagaimana," kata pria yang menjabat Pimpinan Lembaga Kajian dan Pengembangan Soft Competency ini.

Belum jelas siapa Devi yang dimaksud oleh Taufik. Namun Kepala Deputi Sekretariat Pimpinan Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, membantah mengirim SMS intimidasi kepada panitia halal bihalal Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. "Demi Tuhan saya tidak pernah mengirimkan SMS ancaman tersebut," ujar Devie di Gedung Rektorat UI, Depok.

Devie meminta pihak yang mengaku menerima SMS intimidasi tersebut untuk menunjukkannya. "Mohon kami ditunjukkan kalau memang kami pernah mengirimkan. Mohon disampaikan saja, kalau memang ada," ujarnya.

Tanggapan Gumilar

Bagaimana tanggapan Gumilar? Ia membantah mengintimidasi Profesor Emil Salim. Gumilar mengaku datang ke kediaman Emil Salim semalam untuk silaturahmi biasa saat Lebaran. "Nggak ada hubungannya. Kami hanya silaturahmi," kata Gumilar.

Gumilar sendiri memandang orasi yang dilakukan Emil Salim itu sah-sah saja dilakukan di kampus. "Tentu apa yang disampaikan oleh Prof Emil, kami akan mendengarkan, catat, dan nanti hal-hal yang bisa ditindaklanjuti untuk perbaikan positif kita akan diambil," kata dia.

Di mata Gumilar, Emil Salim merupakan sosok guru besar senior yang mempunyai idealisme, dan mempunyai rasa cinta yang besar kepada Universitas Indonesia, bangsa, dan negara. "Nah kita di era demokrasi itu untuk mendengarkan kritik harus dibuka lebar-lebar. Kritik sepahit apapun pasti di dalamnya mengandung hal yang positif, apalagi datang dari Prof Emil Salim."

Kran Penghemat Aliran Air Wudhu di Mushola Nurul Qolbi

Ikuti Sunah Nabi dengan Berhemat Air Wudhu

Penghematan air wudhu dengan kran pembatas aliran air di mushola Nurul Qolbi kreo, Tanngerang.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024