FPI: Info WikiLeaks Fitnah dari Antek AS

Juru Bicara FPI, Munarman
Sumber :
  • Facebook Munarman

VIVAnews - Front Pembela Islam (FPI) mengaku geram dengan informasi kawat diplomatik Amerika Serikat yang dibocorkan situs WikiLeaks yang menuding organisasi masyarakat itu ada 'main mata' dengan Kepolisian Republik Indonesia.

Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Front Pembela Islam (FPI) Munarman, menuding informasi itu adalah fitnah yang diciptakan oleh antek-antek Amerika Serikat dan Zionis. "Sumbernya itu, dia orang BIN dan menjual info ke AS, itu ditulis WikiLeaks sendiri," kata Munarman kepada VIVAnews.com di Jakarta, Minggu, 4 September 2011.

Munarman pun membeberkan, sumber AS, Yahya Assegaf adalah anak dari pendiri Indonesia Israel  public Affair Commite (IIPAC). Peran Yahya pada perayaan kemerdekaan Israel di Jakarta sempat membuat publik heboh beberapa waktu lalu.

"Antek Amerika dan antek zionis Israel memang suka menebar fitnah dan isu demi uang. Dan sudah terbukti orang BIN ini menjual info ke Kedutaan Amerika," ujarnya.

Menurut Munarman, selama ini FPI selalu memiliki hubungan yang saling memanfaatkan dengan pihak kepolisian dalam arti yang positif, yakni untuk kemanfaatan masyarakat. FPI pun, lanjut dia, kecewa dengan agen BIN yang menjual informasi kepada kedutaan asing dan menjadi alat zionis Israel dengan mendirikan IIPAC.

"Begitu agen BIN atau pejabat negara ini menjual info kepada asing itu artinya dia pengkhianat. Pengkhianatan kepada negara harusnya dihukum mati sebagaimana ketentuan dalam KUHP," kata dia.

Munarman pun mengkritik laman Wikileaks yang dianggapnya sangat sepihak dalam menyebarkan informasi. "Membocorkan kawat-kawat diplomatik AS itu artinya persepsi dan perspektif laporan dalam kawat tersebut sangat sepihak berdasarkan standar dan kepentingan AS," ucap dia.

Dia pun mencurigai laman WikiLeaks yang selama ini tidak pernah sedikitpun menyentuh negara Israel. "Jangan pernah dilupakan, sampai saat ini tidak pernah ada bocoran kawat diplomatik tentang Israel. Ada apa dengan pola WikiLeaks ini?"

Seperti diungkap WikiLeaks, mantan Kapolri, Jenderal Sutanto yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), pernah membiayai aksi demonstrasi FPI saat isu kartun gambar Nabi Muhammad mencuat, 2006 silam. Namun, akhirnya memutus pendanaan itu setelah insiden penyerangan Kedubes AS.

"Saat kami menanyai (kontak sumber AS) tentang dugaan Sutanto mendanai FPI, Yahya (Yahya Asagaf) mengatakan, kepala polisi itu menganggap FPI  berguna sebagai 'attack dog' ('anjing penyerang')," demikian ungkap kawat tersebut.

Masih menurut kontak tersebut, FPI berperan mengintimidasi. "Yahya mengkategorisasikan FPI sebagai alat untuk menghindarkan aparat dari kritik pelanggaran hak asasi manusia," demikian isi kabel tersebut. "Mendanai FPI adalah 'tradisi' Polisi dan BIN."

Dalam kawat yang lain juga disebut keterkaitan mantan Kapolda Jakarta, Nugroho Djayusman dengan FPI. Namun, Nugroho membela diri dengan mengatakan, "wajar baginya, sebagai Kepala Polisi Jakarta, untuk memiliki kontak dengan segala macam organisasi," demikian informasi dalam kawat diplomatik itu. Ia berdalil, kedekatan diperlukan karena pelepasan energi mendadak dari kelompok Islam, yang ditekan di bawah kepemimpinan Soeharto, bisa menimbulkan risiko keamanan. (adi)

Terungkap! Ini Hasil Autopsi Kematian Park Boram
Surat Izin Mengemudi

Polda Metro Jaya Gelar Pemutihan SIM

Polda Metro Jaya mulai hari ini menggelar pemutihan SIM atau Surat Izin Mengemudi, yang habis masa berlakunya.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024