Hari Idul Fitri Diumumkan Pemerintah Sore Ini

Petugas Departemen Agama lakukan perhitungan hilal rukyat
Sumber :
  • Antara/ Eric Ireng

VIVAnews - Pemerintah melalui Kementrian Agama akan melakukan sidang isbath untuk menentukan Idul Fitri sore ini. Ada kemungkinan besar, 1 Syawal akan jatuh pada 31 Agustus 2011.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amidhan, mengatakan dapat dipastikan pelaksanaan hari raya Idul Fitri akan jatuh pada hari yang berbeda dengan yang sudah diputuskan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Besok (Senin) keputusan Menteri Agama terkait Hari Raya itu, tapi sudah kemungkinan akan berbeda dengan Muhammadiyah, karena beda sistemnya," kata Ketua MUI, Amidhan, kepada VIVAnews.com, Minggu malam, 28 Agustus 2011.

Kementrian Agama, kata Amidhan, akan mengundang orang maupun badan dan organisasi Islam anggota Badan Hisab dan Rukyah untuk bersidang menentukan awal Syawal di kantor Kementrian Agama.

"Kumpul Ormas Islam, ada Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, MUI, Persatuan Islam, dan juga mengundang duta besar negara-negara Islam," tuturnya.

Meskipun sama-sama menggunakan hisab (perhitungan), lanjut Amidhan, Pemerintah bersama NU akan berbeda dengan Muhammadiyah soal awal jatuhnya Syawal. ini disebabkan perbedaan cara perhitungan dari keduanya.

Amidhan menjelaskan, tinggi hilal pada esok petang usai terbenam matahari akan berada pada posisi satu derajat 55 menit/60 menit. Bagi Muhammadiyah, paradigma dasarnya adalah pada wujud hilal, yaitu keberadaan bulan 1 Syawal sudah di atas ufuk karena sudah satu derajat lebih 55 menit, maka artinya sudah jatuh 1 Syawal pada Senin malam.

Namun, berbeda dengan Muhammadiyah, NU menggunakan rukyah yaitu dengan cara harus melihat langsung dengan mata telanjang. Ini berarti minimal tinggi hilal harus berada pada dua derajat lebih. Untuk itu, lanjut Amidhan, jika saat ini posisi hilal berada pada satu derajat lebih 55 menit dapat dipastikan Senin petang belum dapat menyaksikan bulan secara langsung.

"Besok keputusannya Ramadhan itu disempurnakan 30 hari, atau disebut istiqmal, mau tidak mau hari Rabu hari rayanya. Sedangkan Muhammadiyah sitemnya sudah ada sebelumnya, atau sudah ditentukan," ungkap Amidhan.

Namun, meskipun ada kemungkinan berbeda, Amidhan menjelaskan keputusan pemerintah akan menjadi solusi perbedaan itu. Keinginan pemerintah adalah ketika sudah ditentukan, maka semua masyarakat akan mengikuti keputusan itu. Selama ini, memang tak ada masalah meskipun dalam pelaksanaan hari raya ada keyakinan berbeda.

"Saya menghimbau, meskipun nantinya ada perbedaan, harus ada toleransi, yang berlebaran hari Selasa tidak perlu demonstratif, dan yang berlebaran Rabu juga harus menghormati yang lainnya," ujarnya.(np)

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension
Ilustrasi pelaku

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp100 Juta Jadi Tersangka

Polisi telah menangkap sopir taksi online yang menodong dan melakukan pemerasan terhadap penumpang wanitanya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024