Bagaimana Islam Menyebar di Jakarta

Salat Ied di Halaman DPP
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Tepat pada 22 Juni 2011 lalu, Jakarta genap berusia 484 tahun. Dalam sejarahnya, ibu kota negara ini lahir dan berkembang berkat sumbangsih kaum muslim yang menyebarkan ajaran Islam sejak tahun 1418.

Menurut Wikipedia, Jakarta dijadikan tempat pemukiman sejak tahun 2500 Sebelum Masehi. Berdasarkan penggalian para ahli arkeolog, pemukiman ini terdapat di tepi Sungai Ciliwung. Lantas, pada abad ke-5, di kawasan ini ditemukan prasasti Tugu yang diduga sebagai peninggalan Raja Tarumanegara. Pada abad 12, daerah ini berada dalam kekuasaan kerajaan Sunda, yang dibuktikan dengan adanya pelabuhan Sunda Kelapa.

Pada masa inilah daerah itu semakin ramai karena berkumpulnya para pedagang dari berbagai negara. Bahkan, negara Portugis pun tertarik untuk bekerja sama dalam perdagangan dengan para raja Sunda sekitar abad 17. Di masa itu pula kota pelabuhan ini begitu kuat dengan pengaruh kerajaan Hindu. Kemudian baru pada 1527, kota ini diserang oleh pasukan dari kesultanan Demak dengan Panglima Fatahillah.

Pemimpin pasukan ini tak lain adalah Saudara Ipar Raden Fatah. Saat itu kerajaan Demak ingin menguasai Sunda Kelapa bukan hanya karena motif ekonomi dan politik, melainkan juga penyiaran agama Islam. Sejarah perebutan kekuasaan kerajaan Islam di Sunda Kelapa ini diresmikan sebagai hari jadi Kota Jakarta, tepatnya 22 Juni 1527.

Nama Fatahillah memang tak bisa lepas dari sejarah masuknya kekuatan Islam di Jakarta tempo dulu. Namun menurut budayawan betawi, Ridwan Saidi, penyebaran Islam di Jakarta sudah dimulai sejak tahun 1418. Itu bisa dirunut dari berdirinya Pesantren Quro di Karawang, pimpinan Syekh Syuro dari Kamboja. Syekh Syuro dan pengikutnya inilah yang ikut andil dalam penyebaran Islam di Jakarta, mengingat jarak antara Karawang dengan Jakarta cukup dekat.

Selain itu, Jakarta berubah menjadi kota Islami berkat keberadaan muslim Tionghoa yang sudah tinggal lama di Sunda Kelapa dan berbaur dengan orang Betawi. Berkembangnya muslim Tionghoa ini ternyata ada hubungannya dengan Kesultanan Demak. Raden Patah diketahui adalah keturunan Tionghoa juga dengan nama Jin Bun.

Jin Bun adalah murid Bong Swi Ho alias Sunan Ampel, yang kita kenal sebagai anggota Wali Sanga. Mundur lagi ke zaman belakang, ternyata silsilahnya berkaitan juga dengan kedatangan Laksamana Ceng Ho pada 1402. Ceng Ho dikenal sebagai laksamana perang yang sangat berperan dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, ini artinya penyebaran Islam di Jakarta pun tak kan bisa lepas dari kontribusi muslim Tionghoa pada waktu itu.

Lingkar Gentong Tasikmalaya jadi Lokasi Favorit Pemudik Swafoto saat Arus Balik
Kamp pengungsi Sudan Selatan

7 Negara dengan Populasi Daerah Kumuh Terbesar di Dunia

Daerah kumuh, yang juga dikenal sebagai pemukiman kumuh merupakan area di mana kondisi lingkungan dan infrastruktur perkotaan sangat tidak memadai.

img_title
VIVA.co.id
12 April 2024