Ribuan Warga Papua Demo Tuntut Refrendum

Peta Irian Jaya Barat
Sumber :
  • Papuaweb.org

VIVAnews -- Ribuan warga Papua yang tergabung dalam  Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Selasa 2 Agustus menggelar aksi demo menuntut digelarnya refrendum menuntut penentuan nasib Papua. Aksi digelar serentak di tujuh kabupaten termasuk Jayapura.

Dalam aksi di Jayapura dipusatkan di Expo Waena dan Lingkaran Abepura Jayapura. Aksi itu membuat jalur Jayapura menuju Bandara Sentani lumpuh total. Suasana lengang juga terlihat di sepanjang Jalan Raya Abepura-Sentani. Sementara sejumlah toko memilih tutup, mengantisipasi kemungkinan rusuh.

Aksi unjuk rasa selain menuntut refrendum, juga mendukung pelaksanaan Konferensi International Lawyers For West Papua (ILWP) tentang penentuan nasib rakyat Papua Barat melalui referendum sebagai solusi penyelesaian konflik di Papua. Rencananya, Konferensi berlangsung besok, di London Inggris.

Ketua KNPB, Maco Tabuni mengatakan, aksi ini menunjukkan bahwa rakyat Papua Barat ingin menunjukkan pada dunia maupun Indonesia bahwa mereka ingin menentukan nasib sendiri, melalui mekanisme hukum yang sah dan legal.  “Ini pembuktian pada dunia dan Indonesia, bahwa rakyat Papua Barat ingin menentukan nasibnya sendiri, melalui referendum yang digelar pihak ketiga, yakni dunia internasional," tandasnya.

Agar, sambungnya, apapun nantinya hasil referendum,  diakui oleh masyarakat bangsa Papua dan bangsa Indonesia. Maco Tabuni menambahkan, aksi demo damai ini berlangsung serempak di Jakarta dan 7 Kabupaten di Papua. Dalam aksinya massa berjalan kaki sejauh 5 kilometer dari arah Waena menuju Lingkaran Abepura.  Mereka melakukan orasi politik tentang keinginan rakyat Papua, yakni referendum digelar di Papua.

Dalam kesempatan yang sama, Marco Tabuni juga mengatakan, bahwa aksi penghadangan dan penembakan yang terjadi di Kampung Nafri Abepura, Senin 1 Agustus, bukan dilakukan kelompok OPM. "Saya berani jamin, pelaku penyerangan di Nafri bukan OPM," ucapnya disela-sela aksi unjuk rasa.

Sementara Panglima OPM wilayah Perbatasan RI-PNG (Keerom), Lambert Pekikir melalui telepon selulernya, mengaku, OPM tidak bertanggung jawab atas penyerangan di Kampung Nafri. "Tentara Pembebasan Nasional Papua Merdeka tidak bertanggung jawab atas penyerangan di Nafri, karena sementara ini OPM menurunkan senjata, menghormati unjuk rasa menuntut referendum hari ini. Sesuai perintah dari Petinggi OPM di Swedia, Yacob Pray," ungkapnya.

Lambert Pekikir juga tidak mengetahui kelompok mana yang melakukan penghadangan dan penyerangan. "Saya tidak tahu ini kelompok mana, yang pasti bukan OPM," paparnya. (eh)

Laporan: Banjir Ambarita| Papua

Layani Pemudik, Kemenhub Minta KAI dan KCIC Tambah Armada KA Feeder Whoosh
Ilustrasi mobil polisi di lokasi kejadian.

Viral! 4 Pria Terkapar Dipukuli di Depan Polres Jakpus Dipicu Pengeroyokan Anggota TNI

Sebelumnya, karena perselisihan, Anggota TNI Prada Lukman dikeroyok di Pasar Cikini, Jakarta Pusat.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024