- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews – Panitia Kerja Mafia Pemilu Komisi II DPR kemarin telah meminta keterangan dari mantan komisioner KPU, Andi Nurpati, terkait dugaan keterlibatannya dalam pembuatan surat palsu MK terkait sengketa Pemilu 2009. Namun Wakil Ketua Panja, Ganjar Pranowo, mengaku heran dengan keterangan Nurpati yang bertolak belakang dengan kelima saksi lain.
“Kami tak percaya Andi Nurpati sedikit pun. Dari lima orang yang dikonfrontir dengan dia, semua keterangan mereka dibantahnya. Itu kebangetan,” kata Ganjar saat berbincang dengan VIVAnews, Jumat 1 Juli 2011. Menurutnya, pihak-pihak yang dikonfrontir dengan Andi, seperti panitera MK, tidaklah bodoh.
“Misalnya, mantan panitera MK Zainal Arifin Hussein jelas-jelas mengakui dia telpon-telponan dengan Andi Nurpati. Tapi itu dibantah,” ujar Ganjar. Ia menambahkan, bukan hanya dirinya saja yang tidak percaya dengan keterangan yang diberikan oleh Nurpati. Hal yang sama juga dirasakan oleh sebagian besar anggota Panja.
Secara terpisah, anggota Panja Akbar Faisal juga mengaku geram dengan Andi yang menurutnya terus berkelit. “Mulai dari RDP dengan Bawaslu, KPU, dan keterangan saksi-saksi, jelas berbanding terbalik dengan Andi. Kita tidak akan menemukan kecocokan karena ada kebohongan. Sudah cukup, sekarang kita desak saja kepolisian untuk memproses,” tegas Akbar.
Polisi sendiri telah memeriksa empat orang saksi terkait pembuatan surat palsu MK. Keempatnya adalah staf di Kesetjenan MK yang berinisial F, A, AN, dan N. (eh)
Dalam keterangan di hadapan Panja, Andi mengatakan tidak tahu-menahu soal surat palsu MK. "Saya tidak tahu keberadaan surat itu," kata dia.
Nasib 2 Debt Collector Ambil Paksa Mobil Polisi, Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional
Berita tentang nasib dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi yang terpopuler.
