Pak Harto, The Untold Stories

Kisah Try Sutrisno Soal Penyamaran Soeharto

Soeharto dan Ibu Tien
Sumber :
  • www.masboi.com

VIVAnews - Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno punya cerita sendiri tentang Soeharto, Presiden RI kedua. Kisah menarik ini terjadi bukan saat ia mendampingi Soeharto sebagai wapres, tapi justru saat masih menjadi ajudan di tahun 1970-an. Kala itu, Soeharto sering melakukan incognito atau menyamar diam-diam ke kampung-kampung.

Try ingat betul saat itu bulan Maret. Ia diminta mendampingi Soeharto 'safari'  dari kampung ke kampung di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Tidak banyak yang tahu soal perjalanan ini, termasuk pejabat-pejabat di wilayah yang mereka hampiri. "Pesannya satu, tidak boleh ada yang tahu Pak Harto melakukan incognito," ujar Try dalam sambutannya pada peluncuran buku 'Pak Harto, The Untold Stories' di TMII, Jakarta, Rabu 8 Juni 2011.

Kalau sedang melakukan penyamaran, Pak Harto biasanya hanya diiringi tiga mobil yang berisi dokter kepresidenan, pengawal, Pak Harto dan Try Soetrisno sendiri. "Tidak ada protokoler, seadanya saja," katanya.

Untuk urusan logistik, selain membawa beras khusus dari Jakarta, Pak Harto juga selalu bawa bekal khusus dari Ibu Tien Soeharto. "Bekalnya sambal teri dan kering tempe. Kalau sedang menyamar, kami betul-betul prihatin. Tapi Pak Harto sangat menikmati perjalanan itu," kata dia.

Try menuturkan alasan Pak Harto senang melakukan incognito yang biasanya dilakukan di daerah-daerah terpencil. "Sebagai kepala negara Pak Harto merasa harus turun langsung, melihat sendiri bagaimana program-program pemerintah dilaksanakan, dan apa sudah langsung dirasakan masyarakat. Karenanya kami tidak pernah makan di restoran, tidur pun di rumah kepala desa atau penduduk," tuturnya.

Di lokasi yang dituju biasanya Pak Harto juga berbaur dengan masyarakat sekitar, membantu petani turun ke sawah, mengetam padi dan memberi pupuk. Tidak jarang Pak Harto memberi pengetahuan tentang katarak. Setelah itu dia biasanya menginstruksikan ajudan untuk berkoordinasi dengn Yayasan Darmais untuk melakukan operasi gratis.

"Pak Harto juga sering berbincang-bincang dengan ibu rumah tangga, nanya soal sandang pangan, memastikan cukup atau nggak, harga murah atau nggak. Kalau kepada petani tanya panennya bagaimana. Ke pedagang tanya pasokan barang bagaimana," kata Try.

Nyamuk Wolbachia Melawan DBD! Menkes Ungkap 5 Wilayah di Jawa yang Sudah Terbebas

Dalam buku Pak Harto, The Untold Stories perjalanan Soeharto saat menyamar juga ditampilkan lewat foto. Tampak Pak Harto sedang mengaso. Berbaju batik, dia duduk di sebuah gundukan dan menyender di pagar kayu.

Dalam peluncuran buku yang berisi penuturan 113 orang kawan dan sahabat itu hadir juga Jusuf Kalla, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Akbar Tandjung, Siti Hardiyanti Rukmana, Bambang Trihatmojo, Sutiyoso, Try Sutrisno, Fahmi Idris, Cosmas Batubara, JB Sumarlin, Meutia Farida Hatta, Abdul Latif, serta beberapa tokoh nasional.

Jasad Nenek dan Cucu Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan Saling Berpelukan

Tiga puluh tahun memimpin negeri ini Soeharto jatuh sesudah reli unjuk rasa mahasiswa dan kelompok pro demokrasi. Sejumlah kalangan menuduhnya terlibat pelanggaran HAM, dari peristiwa 1965 hingga kasus Aceh. Ia juga dirundung tuduhan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN).

Sempat dijadikan tersangka dalam kasus KKN. Kasus itu kemudian dipendam oleh kejaksaan hingga Soeharto wafat.

AHY: Enggak Masalah Kursi Demokrat di DPR Turun, yang Penting Prabowo Menang

Sepuluh tahun sesudah kejatuhannya, polemik tentang Soeharto terus menyala. Banyak yang mendukungnya menjadi pahlawan, banyak pula yang menentang keras. Ais Ananta Said adalah anak sulung Ali Said, SH, Jaksa Agung di masa Soeharto berkuasa mendukung penuh Soeharto menjadi pahlawan. Jasa mantan presiden itu, katanya, terlalu banyak untuk diabaikan dari  gelar pahlawan. 

Sejumlah anak tokoh Partai Komunis Indonesia dan korban pelanggaran HAM menolak keras.  "Dijatuhkan rakyat, kok jadi pahlawan," tanya Ilham Aidit, anak Dipa Nusantara Aidit. (baca selengkapnya wawancara VIVAnews.com dengan Ilham di sini).

Dahlia Biki, putri Amir Biki tokoh yang tewas dalam traegdi Tanjung Priok 1984 mempertanyakan kelayakan Soeharto jadi pahlawan. Pelanggaran HAM yang dituduhkan kepadanya, kata Dahlia, harus ikut dipertimbangkan. (Baca wawancara Dahlia di sini)

Pertengahan Mei lalu, survei Indobarometer mengejutkan publik. Mayoritas responden yang disurvei ternyata sudah rindu dengan Soeharto. Meski banyak kaum cendekia yang mempersoalkan metode dan pertanyaan dalam survei ini, sosok Soeharto kembali ramai dibicarakan.  Dan hari ini, sejumlah mantan bawahannya meluncurkan buku The Untold Stories itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya