VIVAnews - Di Hari Air Sedunia, Indonesia merayakan ribuan rumah yang terhubung oleh saluran air dan perbaikan sanitasi melalui bantuan Australia.
Lebih dari 13,000 rumah di tujuh kabupaten di Jawa Tengah kini terhubung oleh saluran air bersih, dan 800 rumah telah memiliki fasilitas ke saluran pembuangan air limbah.
Saluran-saluran yang baru terpasang ini adalah bagian dari bantuan pembangunan Australia untuk Indonesia dalam mencapai tujuan Pembangunan Millenium yang akan menyediakan akses ke air minum bersih dan sanitasi dasar kepada separuh dari penduduk Indonesia pada 2015.
Sekitar 52 persen rumah di Indonesia tidak memiliki akses langsung terhadap air bersih dan 48 persen masih belum mendapatkan akses langsung ke sanitasi dasar.
Direktur bidang Infrastruktur AusAID, Ben Power, hari ini Selasa 22 Maret 2011 berkunjung ke Klaten, Jawa Tengah, untuk menandai selesainya program sambungan rumah senilai A$25 juta bersama dengan perwakilan pemerintah daerah.
“Sekitar 65,000 warga di Jawa Tengah sekarang ini telah mendapatkan asupan air yang berkualitas dan dengan harga yang lebih murah. Empat ribu warga lainnya di Surakarta sekarang sudah terhubung ke pusat sistem pembuangan air limbah”, ujar Power.
“Australia bangga dapat bekerjasama dengan Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup bagi ribuan penduduk. Fasilitas-fasilitas ini meningkatkan tingkat kesehatan dan pencaharian orang tua dan anak-anak serta membuat hidup sehari-hari lebih mudah bagi keluarga miskin di Indonesia,” ujar Power.
Australia bekerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah di Indonesia dalam meningkatkan akses ke air bersih dan sanitasi. Bantuan pembangunan ini akan menjangkau sekitar 420,000 penduduk di hampir 80,000 rumah warga tidak mampu di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi.
Australia memberikan bantuan senilai A$75 juta selama dua tahun untuk perbaikan sistem air dan sanitasi di Indonesia.
Finance Minister Held Meeting to Discuss Impact of Iran-Israel Conflict
Finance Minister Sri Mulyani Indrawati held a meeting with the officials in her ministry to discuss the economic and financial situation due to the heated geopolitical si
