Air Laut Surut Drastis, Warga Papua Panik

Tsunami hantam Jepang
Sumber :
  • AP Photo/ Kyodo News

VIVAnews - Gempa bumi yang berpusat di kawasan Jepang diperkirakan memicu gelombang tsunami yang menjalar ke lebih 50 kawasan di dunia, termasuk Indonesia. Papua, Biak, Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara merupakan beberapa kawasan yang terancam.

Warga yang mendengar informasi itu mulai panik saat melihat air laut surut lebih 10 meter dari bibir pantai, sekitar pukul 19.00 WIB, atau 21.00 WIT, Jumat, 11 Maret 2011.

Apalagi menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gelombang tsunami diperkirakan tiba di kawasan Timur Indonesia sekitar pukul 18.30 WIB.

Menyaksikan surutnya air laut sebagai tanda tsunami, warga di sekitar kawasan Jayapura berlarian ke dataran tinggi. Sirine tanda bahaya juga meraung. Sejumlah petugas pun mengerahkan pasukan mengevakuasi warga yang masih berada di sekitar bibir pantai.

Staf Khusus Presiden Bidang Bencana, Andi Arief, mengimbau agar warga di sekitar daerah yang terancam tsunami tak perlu panik. Warga hanya perlu menjauh dari bibir pantai sebagai antisipasi. Sebab, diperkirakan gelombang tsunami hanya sekitar 0,5 sampai 1 meter.

Gempa yang berpusat di 130 km sebelah timur Sendai, Honshu, atau 373 km tenggara Tokyo pada kedalaman 24 km itu menghasilkan gelombang tsunami sekitar 4-6 meter yang menyapu kawasan pesisir Timur Laut Jepang. Tsunami itu menghanyutkan sejumlah kapal hingga ke daratan. Sejumlah bangunan juga hancur terseret arus.

Sementara di beberapa kota di Jepang, termasuk Tokyo, gempa juga meruntuhkan sejumlah bangunan dan menimbun sejumlah penghuninya. Sejauh ini, jumlah korban yang terdata 19 orang dan diperkirakan terus bertambah. (kd)

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024