"Tak Ada Muatan Politik di Buku Seri SBY"

Buku 'Peduli Kemiskinan' bagian dari seri 'Lebih Dekat Dengan SBY'
Sumber :
  • VIVAnews/Suryanta Bakti

VIVAnews - Kementerian Pendidikan Nasional membantah ada muatan politik dalam memberikan penilaian pada buku tentang Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Staf Khusus Menteri Pendidikan Nasional Bidang Komunikasi Media Sukemi mengatakan, buku seri SBY sudah layak didistribusikan, karena telah melalui penilaian tim independen. "Jadi tidak ada upaya buku untuk kampanye, buku untuk membantu pencitraan, dan sebagainya," katanya kepada wartawan di kantor Kemendiknas, Jakarta, Selasa 25 Januari 2011.

Peredaran buku SBY ini menjadi polemik di tengah masyarakat. Banyak kalangan menilai, buku yang banyak menceritakan kehidupan dan keberhasilan SBY ini sebagai bentuk pencitraan. "Kami tidak dalam posisi membangun pencitraan," katanya.

Buku SBY merupakan buku yang berkategori pengayaan, karena menceritakan seorang tokoh. Buku pengayaan dinyatakan tidak layak jika mendapatkan skor kurang dari 100. Skor 100-122 akan mendapatkan bintang satu (cukup), skor 122-140 bintang dua (bagus), dan skor diatas 140 mendapat bintang tiga (sangat bagus).

Adapun tim penilai independen yang ditunjuk oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan untuk menilai buku SBY yakni, Dr Bana Kartasasmita dari ITB, Prof. Dr. Yus Rusyana dan Dr. Dasim Budimansyah dari UPI, Prof. Dr. Mien Rivai dari Herbarium Bogorience, serta Dr. Sugiarto dari SMK 8 Jakarta.

Terkait dengan peredaran bukunya, Dirjen Pendidikan Dasar Kemendiknas, Suyanto menuturkan, Kementerian tidak berwenang mengatur peredaran buku.

Menurut dia, pemerintah pusat hanya menentukan petunjuk teknisnya. "Daerah yang menentukan pelelangannya. Kami di pusat tidak menentukan apa-apa," katanya.

Kalaupun kepala dinas pendidikan daerah setempat tidak tahu soal peredaran buku tersebut, Suyanto menyatakan, kemungkinan belum adanya koordinasi dengan panitia lelang.

Menurut dia, di tiap daerah ada panitia lelang, dan panitia lelang menyeleksi perusahaan yang bisa menanamkan modalnya untuk pengadaan kebutuhan buku dengan harga murah.

"Nah kebetulan saja, mengapa buku SBY masuk ke sana, tentu memenuhi persyaratan itu. Pertama, harganya murah, dan pasti sudah lolos penilaian tim independen yang dibentuk oleh pusat perbukuan," tuturnya. (hs)

Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika
Witan Sulaeman dalam laga Indonesia U-23 vs Jordania U-23

Timnas Indonesia U-23 Tak Gentar dengan Rekor Mengerikan Korea Selatan

Witan Sulaeman menegaskan Timnas Indonesia U-23 tidak akan gentar menghadapi Korea Selatan di babak perempat final Piala Asia U-23 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024