Kerugian Akibat Letusan Merapi Rp4,2 Triliun

Erupsi Gunung Merapi Yogyakarta pada Selasa 26 Oktober 2010
Sumber :
  • Antara/ Wahyu Putro A

VIVAnews - Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah selesai menghitung kerusakan dan kerugian akibat letusan Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 sampai 5 November 2010. Dampak letusan gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu diperkirakan mencapai Rp4,23 triliun.

Kerusakan dan kerugian yang cukup besar terjadi di empat kabupaten yaitu Magelang, Boyolali, Klaten di Jawa Tengah dan Sleman di Yogyakarta. Kajian penilaian kerusakan dan kerugian dilakukan dengan menggunakan metoda ECLAC, yaitu metode penilaian akibat bencana yang dikembangkan oleh the Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC).

Dampak sebuah bencana dapat diukur melalui perhitungan nilai ekonomi dari akibat yang ditimbulkan dari bencana tersebut. Metoda ECLAC membagi dampak kedalam tiga aspek utama yaitu: kerusakan, kerugian, dan dampak ekonomi makro dari kerusakan dan kerugian tadi. Metode ini telah sering diterapkan di Indonesia

Perhitungan nilai kerusakan, kerugian dan dampak ekonomi dilakukan pada 5 sektor yaitu perumahan, sosial (pendidikan, kesehatan, agama), ekonomi produktif (pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, industri, perdagangan, pariwisata), prasarana (transportasi darat dan udara, air bersih, sanitasi, irigasi, energi, telekomunikasi), dan lintas sektor (pemerintahan, keuangan dan lingkungan hidup).

Dalam perhitungan tersebut data yang digunakan adalah data per 31 Desember 2010. Kerugian dan kerusakan akibat banjir lahar dingin tidak dimasukkan dalam kajian ini. Sebab potensi banjir lahar dingin masih akan terjadi hingga Maret-April 2011 karena masih besarnya peluang terjadinya hujan ekstrem di sekitar Merapi. Jika kajian kerusakan, kerugian dan dampak ekonomi menunggu berakhirnya banjir lahar dingin, maka akan menghambat rencana rehabilitasi dan rekonstruksi. Untuk itulah hasil perhitungan ini adalah hasil di luar dari dampak banjir lahar dingin.

Seperti disiarkan BNPB, Minggu 16 Januari 2011, jumlah kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana letusan Gunung Merapi tahun 2010 adalah Rp4,23 triliun. Jumlah nilai kerusakan adalah Rp1,138 triliun (27%), sedangkan jumlah nilai kerugian adalah Rp3,089 triliun (73%).

Nilai kerusakan paling besar dialami oleh sektor perumahan yang mencapai 39% dari total nilai kerusakan, disusul oleh kerusakan sektor sumber daya air dan irigasi yang mencapai 13% dari total nilai kerusakan.

Kerugian terbesar dialami sektor pertanian dengan nilai kerugian mencapai Rp1,326 triliun atau 43% dari total nilai kerugian. Disusul oleh kerugian sektor industri dan UMKM sebesar Rp382 miliar atau 12,4% dari nilai kerugian.

Secara keseluruhan sektor pertanian budidaya dan tanaman pangan tetap menjadi sektor yang paling terkena dampakĀ  dengan nilai total dampak Rp1,326 triliun yang merupakan 31,4% dari nilai total kerusakan dan kerugian. Sektor Perumahan senilai Rp512,6 miliar yang merupakan 13% dari nilai kerusakan dan kerugian serta sektor industri dan UMKM dengan nilai total dampak sebesar Rp415,4 miliar atau 11% dari total.

Uniknya Suasana Lebaran di Kampung Arab Ampel Surabaya
Kereta Cepat Whoosh (dok. KCIC)

Penumpang Kereta Cepat Whoosh Melonjak Drastis di Hari Lebaran

Usai salat Ied, banyak penumpang yang ingin silaturahmi atau mudik dengan kereta cepat Whoosh.

img_title
VIVA.co.id
12 April 2024