- Antara/ Regina Safri
VIVAnews -- Ratusan anggota Paguyuban Dukuh (Pandu) Kabupaten Bantul dan elemen masyarakat Yogyakarta menggelar doa bersama di pusara Sri Sultan Hamengku Buwono IX di makam raja-raja Mataram, di Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY.
Sebelum melakukan doa bersama di makam Sri Sultan HB IX, para peziarah yang tergabung dalam Pandu dan elemen masyarakat Yogyakarta Pro Penetapan melakukan Salat Jumat bersama di masjid di kompleks makam itu.
Usai salat, puluhan kepala dusun yang telah mengenakan baju pranakan, baju Jawa, mulai menapaki satu per satu tangga tangga hingga sampai di pintu makam. Rombongan disambut juru kunci makam dan mengantar mereka ke pusara Sultan HB IX.
Berbagai keperluan untuk doa di makam Sri Sultan HB IX seperti bunga-bunga dan barang lainnya telah juga disiapkan.
Ketua Paguyuban Dukuh (pandu) Kabupaten Bantul, DIY, Sulistyo Admojo menyatakan doa bersama di makam Sri Sultan ini sebagai bentuk keprihatinan atas RUUK DIY dan juga sebagai bentuk "wadul" atau mengadu kepada Sri Sultan HB IX yang tidak lagi sesuai dengan perjanjian antara Keraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman dengan NKRI kala itu.
"Kami mengadukan nasib Yogyakarta yang tidak lagi dihargai oleh pemerintah pusat dengan ngotot pemilihan," katanya, 24 Desember 2010
Lebih lanjut Sulis menyatakan, dengan berdoa di makam Sri Sultan HB IX ini, diharapkan pemerintah pusat ataupun DPR nanti terbuka hatinya terhadap tuntutan masyarakat Yogyakarta yang menginginkan penetapan.
"Tak hanya dengan aksi turun ke jalan atau aksi lainnya, namun doa juga tak kalah manjurnya untuk membuka hati nurani pemerintah dan DPR," pungkasnya.
Laporan: Juna Sanbawa| DIY