- jogjakini.com
VIVAnews - Janur kuning yang melambangkan perlawanan masyarakat Yogyakarta terhadap penjajah kembali dipasang oleh sejumlah elemen masyarakat Yogyakarta. Pemasangan janur kuning kali ini merupakan perlawanan terhadap semua pihak yang akan menghilangkan keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pantauan VIVAnews, Senin 13 Desember 2010, warga memasang janur kuning di sepanjang jalan menuju alun-alun utara dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DIY. Selain itu, janur juga tampak di pintu masuk utama pemerintahan Kabupaten Bantul. Dua pintu gerbang utama akses masuk dan keluar kendaraan dihiasi dengan janur kuning.
Kepala Humas Pemkab Bantul, Bambang Legowo menyatakan pemasangan janur sebagai bentuk tekat bulat masyarakat Yogyakarta terhadap penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.
"Janur kuning juga melambangkan saat serangan umum 1 Maret [1949] untuk mengusir penjajah dari tanah Yogyakarta. Sri Sultan pun berhasil mengusir Belanda dari Yogyakarta," kata Bambang.
Bambang menilai masalah demokrasi yang berlangsung di Yogyakarta punya karakter sendiri. Masyarakat Yogyakarta telah menyerahkan haknya kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam IX untuk memimpin di DIY. "Hal itu yang harus diperhatikan oleh pemerintah pusat."
Ketua Litbang DPD Parade Nusantara Fatoni Rustam menyatakan hal senada. "Janur kuning sebagai tanda perlawanan terhadap semua pihak yang
menentang keistimewaan dan mencoba memaksakan pemilihan untuk jabatan
Gubernur dan Wakil Gubernur DIY," kata dia.
Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta, umi