Hasil Investigasi Dugaan Suap MK Diserahkan

Refly Harun
Sumber :
  • Antara/ Yudhi Mahatma

VIVAnews - Petang ini Tim Investigasi isu dugaan suap di Mahkamah Konstitusi (MK) akan menyerahkan hasil investigasi kepada Ketua MK Mahfud MD. Apakah ada bukti dugaan suap di MK?

"Pokoknya lihat saja nanti, sekitar pukul lima sore akan kami sampaikan ke MK," kata Ketua Tim Investigasi Refly Harun dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Rabu 8 Desember 2010.

Refly tidak bisa mempublikasikan hasil investigasi itu saat ini. Tapi apakah nanti akan disampaikan kepada publik? Refly juga tidak bisa menjamin.

"Ya nanti sajalah. Sekarang, tim baru koordinasi siapa saja yang bisa hadir. Karena, kami juga koordinasi dengan Pak Mahfud," ujar pakar hukum tata negara ini.

Pengangkatan Refly sebagai ketua tim investigasi berawal dari sebuah opini yang ditulisnya di harian nasional Senin 25 Oktober 2010 yang berjudul "MK Masih Bersih?"

Dalam tulisannya, Refly menyebutkan dirinya pernah mendengar langsung di Papua ada orang yang mengatakan menyediakan uang bermiliar-miliar rupiah untuk berperkara di MK termasuk menyuap hakim MK dalam menangani Pemilukada.

Selain itu, Refly mengaku pernah mendengar langsung dari seseorang yang pernah diminta oleh hakim MK mentransfer uang Rp1 miliar sebelum putusan MK. Tapi orang itu tidak punya uang sampai waktu yang ditentukan.

Salah satu Hakim MK Akil Mochtar membantah tudingan itu. "Itu omong kosong. Memang buktinya ada?" kata Akil di Gedung MK, Rabu, 3 November 2010.

Akil menceritakan bahwa dirinya dituduh mengatur perkara dengan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan. Padahal, kata Akil, dirinya kerap menerima pesan singkat, misalnya dari Papua yang mengancam keluar dari NKRI jika dikalahkan MK.

"Apa yang begitu harus kami tanggapi? Ada juga yang SMS, perkara Marauke mengeluarkan uang Rp20 miliar untuk Pak Akil, Hamdan, Ibu Maria, Pak Alim. Bayangkan, SMS seperti itu apakah kita langsung percaya? Itu SMS ditunjukan langsung ke saya," ungkapnya.

Menurut Akil, melakukan transaksi suap senilai Rp20 miliar tidaklah mudah. Sebab, jika ingin dimasukkan ke rekening sendiri di bank harus diverifikasi terlebih dahulu. "Saya tidakĀ  punya uang Rp20 miliar di rekening. Dan saya terlalu murah untuk harga Rp20 miliar," ucapnya. (sj)

PPP Masih Gamang Tentukan Jadi Oposisi atau Gabung Koalisi Parpol Pemerintah
Petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) memeriksa kelengkapan logistik Pemilu sebelum didistribusikan ke kelurahan di gudang logistik KPU Jakarta Pusat (Foto ilustrasi).

Serahkan Alat Bukti Tambahan, KPU Yakin Permohonan Anies dan Ganjar Ditolak MK

KPU minta majelis hakim MK menolak permohonan yang diajukan pemohon untuk seluruhnya.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024