- ANTARA/Musyawir
VIVAnews -- Peningkatan aktivitas Gunung Bromo hingga level Awas berimbas ke sektor pariwisata.
Sejumlah biro perjalanan wisata di Jawa Timur memutuskan mengalihkan rute perjalanan, dari Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS), ke kawasan lain.
"Wisatawan yang terlanjur memesan rute wisata kawasan Bromo, kita tawarkan dialihkan. Misalnya, ke kawasan Malang atau Batu dan lainnya," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia
(Asita) Jatim, Haryono Gondosoewito, saat dihubungi VIVAnews, Jumat 26 November 2010.
Dengan pengalihan itu, biro perjalanan wisata berharap menyediakan alternatif untuk berwisata bagi yang terlanjur memesan rute ke Bromo.
Dijelaskan Haryono, pengalihan rute diakibatkan perubahan status Bromo. "Ini adalah jalan tengah. Kami menghargai peringatan yang diberikan pemerintah, tapi kami juga tak ingin mengecewakan wisatawan, termasuk wisatawan asing."
Saat ini wilayah radius 3 kilometer dari kawah Bromo disterilkan, termasuk kawasan gumuk pasir.
Meski berstatus Awas Bromo tak membuat surut wisatawan yang ingin menikmati keindahannya. Rabu lalu misalnya, masih banyak turis datang dan mengamati Gunung Bromo dari Penanjakan, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Ada dari Jakarta, Kalimantan, bahkan jauh-jauh datang dari luar negeri.
Bahkan, empat turis asal Belgia harus dihalau turun. Mereka nekat menaiki tangga ke arah bibir kawah.
"Sekarang jangan pergi dulu, jangan kesana dulu, jangan dekat-dekat. Tapi kalau melihat dari jauh, dari 3 kilometer lebih boleh, mau mengambil foto itu masih boleh," kata imbau Wacik di Kantor Kepresidenan, Rabu 24 November 2010.
Pada letusan sebelumnya, 8 Juni 2004 lalu, Bromo merenggut nyawa dua wisatawan. Keduanya ditemukan tergeletak, tertimbun pasir, di tangga menuju kawah.
Sementara, untuk mengantisipasi letusan Bromo, Kepolisian Daerah Jawa Timur telah menyatakan kesiapannya bertugas di gunung itu.
"Untuk di kawasan Gunung Bromo, kita telah siapkan sedikitnya 1 satuan setingkat kompi (SSK). Tinggal menunggu petunjuk saja," kata Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Badrodin Haiti Jumat, 26 November 2010. (sj)
Laporan: Tudji Martudji | Surabaya