- FOTO ANTARA/Anis Efizudin
VIVAnews - Ditutupnya Bandara Internasional Adisucipto akibat debu vulkanik erupsi Merapi berdampak menurunnya turis dan wisatawan ke Yogyakarta. Hal ini juga berpengaruh kepada jumlah pemesanan kamar hotel dan penginapan.
Berdasarkan pantauan VIVAnews, beberapa hotel dan penginapan di Jalan Kaliurang, Solo, dan Malioboro tak banyak pengunjung. Pemilik hotel mengaku bahwa jumlah tamu turun sekitar 80 persen. "Sejak merapi meletus tamu terus berkurang, apalagi saat letusan Jumat pekan lalu," kata Untoro petugas Hotel Kagama, Jumat 12 November 2010.
Dijelaskannya, pasca letusan Merapi jumlah tamu yang menginap setiap harinya rata-rata hanya mengisi 4 kamar dari 30 kamar yang disediakan hotel. "Padahal kalau hari biasa saja sebelum kejadian Merapi, bisanya semua kamar yang disediakan selalu penuh. Apalagi Sabtu dan Minggu," tuturnya.
Ia berharap kondisi Merapi bisa kembali normal, agar dapat menarik wisatawan internasional dan lokal. "Kalau sampai sebulan seperti ini terus, tentunya akan rugi besar," kata dia.
Kerugiaan besar juga diderita kawasan objek wisata Kaliurang, seperti hutan wisata di timur dan selatan Tlogo Putri. Kawasan wisata itu malah sudah hangus terbakar diterjang Whedus Gembel.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, mengaku belum merinci secara detail kerugian wisata di Kaliurang. Pasalnya status Merapi masih awas dan kawasan wisata itu hanya berjarak 6 Km dari puncak Merapi.
Kerugian dari sisi retribusi masuk kawasan wisata Kaliurang saja, lanjutnya, bisa mencapai miliaran rupiah. "Setiap hari normal bukan massa liburan saja, kita sudah kehilangan pendapatan Rp1,5 juta per hari. Belum lagi pemasukan hotel, rumah makan, oleh, kerajinan, dan suvenir," ujarnya mengakhiri perbincangan.