Cuaca Ekstrem

Puting Beliung dan La Nina Ancam Pelayaran

Topan Morakot menyebabkan ombak besar di pesisir Taiwan
Sumber :
  • AP Photo/Wally Santana

VIVAnews - Administrator Pelabuhan (Adpel) Utama Tanjung Perak Surabaya meminta semua pelaku pelayaran waspada dan menunda pelayaran jika cuaca tidak menentu.

Hal tersebut sesuai dengan arahan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) yang meminta kewaspadaan kepada pelaku pelayaran agar menunda pelayaran jika mendapati cuaca tidak menentu.
 
“Pak Narjo [Soenarjo, Dirjen Hubla] telah mengeluarkan edaran kepada seluruh perusahaan jasa pelayaran dan Adpel di seluruh Indonesia agar waspada terhadap kondisi cuaca akhir-akhir ini,” kata Humas Adpel Tanjung Perak, Wahid, Senin 4 Oktober 2010 .
 
Surat edaran tersebut di antaranya ditujukan kepada nakhoda kapal agar berlindung ke pulau terdekat jika tiba-tiba cuaca berubah ekstrem. Selain itu, nakhoda harus saling memberikan informasi terkait cuaca yang sedang terjadi dalam pelayaran, termasuk Syahbandar dan Adpel setempat.
 
“Kami diberi kewenangan untuk menunda dulu pelayaran hingga cuaca memungkinkan dan aman untuk berlayar. Jadi, pada saat kapal akan belayar, Syahbandar dan jasa pelayaran harus memperhatikan masalah ini dan menunggu informasi dari BMKG terkait perubahan cuaca,” terangnya.
 
Juga diingatkan, untuk kapal penumpang jasa pelayaran harus memperhatikan sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan penumpang. Di antaranya, penyediaan sekoci yang harus disesuaikan dengan jumlah penumpang serta mengecek ulang piranti komunikasi.
 
“Dengan kesiapan peralatan komunikasi yang baik, kami akan bisa mengawasi dan mengarahkan posisi pelayaran dari terjangan cuaca buruk,” katanya.
 
Diprediksi, sampai dengan akhir bulan ini suhu di perairan Indonesia cenderung hangat dibanding suhu di kawasan sepanjang pasifik- khatulistiwa. Kemungkinan besar, kondisi angin juga berubah dan tidak menentu yang mengakibatkan adanya iklim cuaca La Nina.
 
Prakiraan cuaca ini, menurut Kasi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, bisa secara tiba-tiba angin yang berhembus menjadi kencang. Selain itu, besar kemungkinan timbulnya awan Culumonimbus (CB) akan memicu kecepatan angin lebih kencang dan tidak terkontrol.
 
“Ini bukan menakut-nakuti, tapi memang prakiraan yang kami observasi kecenderungannya memicu munculnya angin puting beliung dan La Nina,” tukas Effendi dihubungi terkait imbauan penundaan pelayaran bagi kapal-kapal yang hendak berlayar.

Dijelaskannya, arah angin yang variabel atau berubah-ubah kecepatannya itu dengan cepat menjadi kencang dalam hitungan waktu yang tidak terlalu lama. Bahkan, fenomena angin kencang ini, tutur Effrendi, lebih diakibatkan oleh adanya La Nina.
 
“Suhu di perairan Indonesia lebih hangat dibandingkan dengan suhu di pasifik equator. Jadi angin pasifik bergerak menuju ke Indonesia sehingga menyebabkan tumbunya awan CB dan memicu kecepatan angin,” ujar lelaki berkacamata ini.
 
Effendi juga memprediksi, kecenderungan angin berhembus kencang diselingi gelombang tinggi akan terjadi di Laut Jawa, Laut Flores dan Samudera Indonesia bagian selatan Jawa Timur.

Lawan El Salvador dan Kosta Rika, Timnas Argentina Tanpa Lionel Messi

di Laut Jawa ketinggian gelombang bisa mencapai antara 1 – 3,5 meter. Sementara di Laut Flores gelombangnya bisa mencapai 1,5 – 4 meter. Dan, angin kencang yang berhembus bisa mencapai kecepatan antara 10 – 50 km per jam ada di kawasan Samudera Indonesia bagian selatan Jatim. (umi)

Laporan: Tudji Martudji | Surabaya

Dirtipidum Polri, Brigjen Pol Djuhandani Rahardjo Puro

Polri Bongkar Kasus TPPO Modus Kirim Mahasiswa Magang ke Jerman, 5 Orang Jadi Tersangka

Polri mengungkap jaringan internasional TPPO dengan modus mengirim mahasiswa untuk magang ke Jerman melalui program ferien job.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024