Madura Akan Miliki RS Standar Internasional

Jembatan Suramadu
Sumber :
  • Eric Ireng

SURABAYA POST – Pasca pembangunan jembatan Suramadu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur  berupaya menambah fasilitas penunjang lain agar Madura diminati investor asing. Tahun depan, Pulau Garam ini akan memiliki rumah sakit berskala internasional atau World Class Hospital (WCU).

Selain itu juga sedang dipersiapkan sejumlah sarana penunjang di sekitar Suramadu, di antaranya kawasan wisata, rest area dan sentra PKL. Fasilitas tersebut akan dibangun di mulut jembatan tol.

“Infrastruktur berupa fasilitas kesehatan merupakan salah satu pertimbangan investor ketika mau menanamkan modal. Ini untuk jaminan kesehatan para karyawannya,” ujar Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Dr dr Slamet Riyadi Yuwono DTM&H MARS, saat dihubungi Selasa 21 September 2010.

Slamet mengatakan, keberadaan sebuah rumah sakit modern berskala internasional dibutuhkan agar masyarakat maupun ekspatriat yang nantinya terlibat industri di Madura tak perlu ke Singapura atau Surabaya untuk berobat. “Kita sebenarnya punya sumber daya manusia di bidang kesehatan yang tidak kalah dari luar negeri. Namun semua tetap harus disokong sarana yang bagus. Kalau bisa ditangani di sini, buat apa harus ke Singapura,” kata Slamet.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim ini menambahkan, rumah sakit tersebut nantinya juga bisa membantu operasional RSUD dr Soetomo yang kini sering kewalahan menerima pasien.

Terkait lokasi rumah sakit, direncanakan tidak terlalu jauh dari jembatan Suramadu. Sarana kesehatan ini diharapkan juga bisa melayani masyarakat Surabaya yang tinggal di sekitar Suramadu. Alasan lainnya, karena lokasi dekat dengan Surabaya bila ada kondisi darurat, pasien lebih cepat dikirim ke RSUD dr Soetomo. “Karena itu, daerah yang ditargetkan menjadi lokasi pembangunan rumah sakit adalah Kabupaten Bangkalan,” kata Slamet.

Menurut Slamet, rencana pembangunan rumah sakit sudah dikoordinasikan dengan Pemkab Bangkalan. Bupati Bangkalan, Fuad Amin, kabarnya sudah menyediakan lahan seluas empat hektare untuk pembangunan rumah sakit. Namun, tahap-tahap pembangunan hingga kini masih belum dimulai.

”Juga masih belum ditentukan, apakah rumah sakit itu nanti akan jadi rumah sakit milik pemprov seperti RSUD dr Soetomo atau jadi milik Pemkab Bangkalan,” kata Slamet.

Jika melihat skalanya, kemungkinan besar rumah sakit tersebut akan bernaung di bawah Pemprov Jatim. Apalagi Pemprov belum memiliki rumah sakit di Pulau Madura. Ke lima rumah sakit milik Pemprov saat ini berlokasi di Pulau Jawa, yakni tiga di Surabaya serta masing-masing satu di Malang dan Madiun.

Kendati pembangunan belum berjalan, Pemprov bersama RSUD dr Soetomo sudah melakukan perencanaan mengenai arah pengembangan rumah sakit tersebut. Fokus pelayanan ke bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan gawat darurat. Pasalnya, di sana akan dibangun kawasan industri yang berpotensi terjadi kecelakaan kerja.

”Rencananya, akan dibangun fasilitas emergency sekelas IRD (Instalasi Rawat Darurat) di sini (RSUD dr Soetomo, RED). Untuk pelayanan lain, minimal sekelas GRIU (Gedung Rawat Inap Utama Graha Amerta, red),” kata Slamet.

Mengenai dana, meski belum bisa menghitung secara pasti, menurutnya membutuhkan modal di atas Rp100 miliar.

Selain pelayanan, rumah sakit baru itu juga diproyeksikan sebagai rumah sakit pendidikan. Dokter-dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga yang berpraktik di RSUD dr Soetomo dan sudah berstatus residen senior direncanakan akan ditempatkan di sana untuk sementara.

600 Ha Dibebaskan


Secara terpisah, Kepala Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS), Edi Purwanto mengatakan pembangunan rumah sakit internasional ini masih menunggu pembebasan lahan dan pihak swasta yang mau menanamkan modal. Diprediksi pembangunannya baru akan dimulai setelah tahun 2011.

“Rumah sakit direncanakan di bangun di Kecamatan Labeng, Bangkalan” ujarnya, Senin kemarin.

Fasilitas kesehatan ini akan tergabung dalam lahan  seluas 600 hektare bersama kawasan wisata, fasilitas umum, permukiman, perdagangan dan industri kecil.

Meski menjadi rencana dari BPWS, pembangunan dan pengelolaannya akan bekerja sama dengan pihak swasta. Investor dipersilakan untuk masuk dan mengembangkan rumah sakit bertaraf internasional.

Sejauh ini masih belum ada investor yang menyatakan ketertarikannya membangun rumah sakit internasional di Bangkalan.

Keberadaan rumah sakit internasional sendiri sudah sesuai dengan koridor yang disusun BPWS yaitu sebagai fasilitas umum. Saat ini, BPWS melakukan sinkronisasi dengan tata ruang tata wilayah Pemkab Bangkalan. Jika proses ini tuntas maka dilanjutkan dengan desain yang lebih rinci yang diprediksi tuntas satu-dua bulan ke depan secara umum.

Ditambahkannya, yang menjadi prioritas pengembangan wilayah Suramadu tahun ini di antaranya kawasan wisata, rest area dan sentra PKL di mulut jembatan tol.

Untuk beberapa fasilitas itu, Wakil Kepala BPWS Djunaedi Mahendra mengatakan pihaknya akan membebaskan lahan sekitar 5 hektar dengan anggaran sekitar Rp 15 miliar. “Lahan itu akan dibangun untuk sentra penampungan PKL dan rest area. Selain itu, juga dibangun masjid Islamic Center,” ujarnya.

Pembebasan tanah saat ini tengah berlangsung tanpa ada hambatan yang berarti. Mantan bupati Madiun itu mengatakan meski ada kenaikan harga tanah sepanjang masih dalam batas kewajaran, tak kan dipermasalahkan. Masalah pembebasan lahan, BPWS menyerahkan ke Tim 9 Pemkab Bangkalan yang memang menjadi kewenangannya. “Kami perkirakan 2011 sudah dimulai pembangunan rest area dan Islamic Center,“ kata Djunaedi. (sj)

Reny Mardiningsih & Nani Mashita

Berita Man Utd: Erik ten Hag Akui Situasi Bermasalah hingga Kekhawatiran Wright Soal Kobbie Mainoo
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Erdi A. Chaniago

Babak Baru Kasus Hoax Rekaman Forkopimda, Palti Hutabarat Diserahkan ke Kejaksaan

Berkas perkara kasus yang menjerat Palti Hutabarat disebut telah lengkap.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024