Kampus Diduduki Preman, Mahasiswa Meradang

Demo Mahasiswa Perbanas
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

SURABAYA POST – Kampus Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) kembali memanas, Senin 20 September 2010 siang. Ratusan mahasiswa terlibat bentrok dengan preman yang menguasai kampus mereka sejak Sabtu lalu.

Para mahasiswa yang berkeinginan untuk kuliah merasa “gerah” dengan keberadaan preman di lingkungan kampus mereka. Saat mahasiswa sudah berkumpul, mereka masuk ke kampus melalui pintu belakang dan berusaha bernegosiasi untuk mengusir preman dari kampus. Sebelumnya mahasiswa ini berkumpul dahulu di masjid ITATS.

Merasa terusik, sejumlah preman terlihat menarik senjata tajam yang berada di pinggang mereka. Sejurus kemudian, mahasiswa mundur untuk mengambil benda-benda yang bisa digunakan senjata seperti kayu dan batu.

Mahasiswa akhirnya bisa masuk setelah melempari preman dengan batu. Preman yang kalah jumlah memilih mundur dan masuk ke gedung A. Mahasiswa yang belum puas masuk, mengejar dan terus berusaha mengusir para preman keluar kampus. Bentrokan kembali terjadi.

Polisi yang diterjunkan terlihat kewalahan atas aksi bentrok yang terjadi. Para polisi dari Polsek Sukolilo dan Polrestabes Surabaya nampak kewalahan mengatasi bentrokan tersebut. Akhirnya para preman dapat diusir keluar. Polisi juga berusaha mengusir para preman keluar kampus agar bentrokan tidak lagi terjadi.

Hingga pukul 09.30, para mahasiswa masih berjaga di dalam kampus. Polisi juga terus berjaga baik di dalam dan luar kampus. Sementara para preman terlihat masih berdiri di luar pintu gerbang kampus.

Sebelumnya, ITATS terus dirundung masalah. Rektor ITATS dan Yayasan Pendidikan Teknik Surabaya (YPTS) berseteru dan saling melaporkan ke polisi.

Rektor ITATS Ir Hadi Setiyawan dilaporkan oleh Ketua YPTS Abdul Zikri diduga menggelapkan dana SPP sebesar Rp 3 miliar ke Polda Jatim. Rupanya gugatan pihak yayasan dimenangkan di pengadilan dan memicu kemarahan karyawan ITATS.

"Ini masih status quo. Zikri masih digugat. Siapa yang sah masih belum tahu," kata Ketua Paguyuban Karyawan dan Dosen (PKD), Syamsul Arifin.

Sejak Rektor ITATS Hadi Setyawan ditahan karena dugaan penyimpangan dana SPP, muncul dua versi kepengurusan. Pihak kampus yang diwakili PKD menunjuk Kurniadi sebagai pelaksana sementara Rektor ITATS. Namun Yayasan Perguruan Teknik Surabaya (YPTS) yang mengelola perguruan tinggi tersebut dan memenangkan gugatan menyatakan telah mengangkat rektor beserta pembantu rektor untuk menjalankan roda aktivitas kampus.

Ada empat nama yang ditunjuk dan mulai bertugas mulai Sabtu. Empat nama yang ditunjuk adalah Ir Ari Agus Sujono, MSc sebagai Rektor, Yuyun Yuniati ST MT sebagai pembantu rektor (PR) I, Ahmad Fadhol ST MT sebagai PR II, dan Purnomo ST MT sebagai PR III. Sebelumnya pihak Paguyuban Karyawan Dosen (PKD) telah menunjuk Kurniadi sebagai Pjs Rektor setelah Rektor ITATS yang sebelumnya, Hadi Setyawan tersangkut masalah hukum.

“PKD tidak memiliki dasar hukum, mereka ini ilegal dan tidak berwenang mengelola ITATS. Yayasanlah sebagai badan hukum yang berhak mengelola kampus,” kata Abdul Zikri, Ketua YPTS, Sabtu siang.

Zikri menyatakan kondisi yang berkembang saat ini sangat liar. Alasannya, pihak yang tidak berwenang mengelola ITATS ingin mengambil alih pengelolaan kampus. YPTS hanya ingin meluruskan sengketa yang terjadi di ITATS. “YPTS adalah badan hukum yang sah berdasarkan keputusan kementerian hukum dan HAM,” katanya.

Kekacauan yang terjadi mengakibatkan Zikri memecat 30 orang karyawan dan dosen yang dianggap memperkeruh suasana di kampus. Dia membantah karyawan dan dosen diusir dan dilarang masuk kampus. Menurutnya, karyawan yang mengadakan aksi di luar kampus adalah mereka yang sudah dipecat dan dianggap merusak lingkungan kampus.

Yopi Widodo

Yandri Klaim Seluruh DPW dan DPD PAN Ingin Zulhas Kembali Ketua Umum
Syifa Hadju

Hubungannya Diduga Retak karena Orang Ketiga, Begini Kata Syifa Hadju Soal Perselingkuhan

Menurut Syifa Hadju, setiap orang dalam sebuah hubungan pasti akan belajar menerima kekurangan pasangan masing-masing.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024