Ketupat Keteg Giri Lebih Gurih

Ketupat keteg, penganan khas Giri yang direbus dengan minyak mentah
Sumber :
  • Surabaya Post/Asepta

SURABAYA POST - Bila berkunjung ke Giri, Gresik, disitu ada ketupat khas yang disebut 'kupat keteg'. Memakannya pun bukan dengan opor ayam, lodeh manisa tapi dengan gula merah atau parutan kelapa.

Makanan ini bisa dijumpai di makam Sunan Giri saat Ramadan atau pas hari raya saat ini.

Dinamai ketupat  keteg  karena dimasak dengan air keteg yang diambilkan dari sumur minyak mentah peninggalan Belanda di desa itu. Biasanya ketupat ini dibuat warga Giri pada H+7 Lebaran atau malam selawe Ramadan.

Air keteg memunculkan rasa gurih dan membuat awet. Apalagi ketupat ini bukan dari beras tapi ketan. Jika direbus dengan air biasa, ketupat bertahan paling lama tiga hari, jika menggunakan air keteg bisa satu minggu lebih tidak berlendir dan berbau. Air keteg memang berwarna coklat, namun tidak keruh, harus diendapkan dulu semalam sebelum digunakan untuk merebus.

Menurut Sudartomo (46), salah satu pembuat ketupat keteg di Desa Sekarkurung Kecamatan Kebomas, sejauh ini tidak pernah ada yang keracunan memakan ketupat keteg. Warga dari luar Gresik seperti Surabaya dan Sidoarjo justru ramai-ramai memesan, apalagi pada saat Lebaran seperti saat ini.

Pembuat ketupat keteg di Gresik hanya ada di Desa Sekarkurung dan Dusun Gununganyar Kelurahan Ngargosari. Sebab di dua desa yang berada di sekitar makam Sunan Giri ini terdapat sumur minyak mentah yang bisa digunakan untuk merebus ketupat keteg.

Sayang pada 2008 lalu, beberapa sumur di Desa Sekarkurung ditutup oleh Polwil Surabaya, sehingga hanya tersisa satu sumur di Kelurahan Ngargosari.

Khasnya lagi, ketupat keteg tidak dirajut dengan janur, melainkan daun gebang yang diperoleh dari Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan. Daun gebang memang tidak selebar janur, rata-rata selebar tiga centimeter sehingga harus dirajut sekalian dengan lidinya.

Daun gebang lebih kuat. Selain itu, kalau menggunakan janur, ketupat akan mudah berlendir. Beda dengan daun gebang, warna ketupatnya juga jadi  kekuningan sehingga lebih menarik. "Apalagi jika dasar air rebusan diberi jerami, ketupat akan mengkilap kekuningan," kata Sudarto yang sudah puluhan tahun menekuni usaha ketupat keteg.

Proses pembuatan ketupat ini sebenarnya cukup sederhana. Beras ketan putih dicuci kemudian ditiriskan hingga kering. Setelah itu dimasukkan ke dalam daun gebang yang telah dirajut menjadi ketupat, isinya sekitar 75 persen dari rongga ketupat. Setelah itu direbus sekitar empat jam.

Setelah matang ditiriskan. "Jangan ditumpuk nanti penyet karena kupat keteg lembek setelah direbus," jelas Sudartono.

Dia mengungkap, pesanan ketupat keteg ramai setiap Hari Raya Kupatan  atau saat malam selawe atau malam 25 puasa Ramadan lalu. Untuk malam selawe, biasanya dijual sebagai oleh-oleh para peziarah yang datang ke makam Sunan Giri.

Awas Kehabisan! Pendaftaran Mudik Gratis Moda Bus Kembali Dibuka, Kuota 10.000 Orang

Pada hari raya kupatan tahun ini, biasa mereka menerima pesanan 2.300 buah ketupat dari Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo. "Harganya Rp 1.500 per biji," kata Sudartono yang pada hari-hari biasa hanya memproduksi 200-an ketupat yang dipasarkan melalui pedagang sayur dengan harga Rp 1.000 per biji.

Nurianah (51) pembuat ketupat keteg asli Gununganyar mengaku menekuni usaha ini sudah turun temurun. "Saya nggak tahu asal usulnya. Yang saya tahu, dari kakek-nenek saya sudah ada ketupat keteg," terangnya.

Saat ini ada tujuh orang yang menekuni usaha pembuatan ketupat keteg, empat diantaranya di Kelurahan Ngargosari dan tiga lainnya berada di Desa Sekarkurung. Penjual yang 'nakal' biasanya mencampuri isi ketupat keteg dengan beras biasa demi mendapatkan untung lebih banyak. (Sep| Surabayapost)

Banyak yang Mudik H-4, Menhub Minta Maskapai Berikan Promo di H-10
Ilustrasi proyek pembangunan.

Perkuat Ukhuwah, KEIND Ingin Berkontribusi Lebih untuk Negara

Lebih dari 200 pengurus pusat, pengurus daerah, pengurus luar negeri serta para Dewan KEIND hadir dalam silaturahmi nasional.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024