Dubes Rusia Bantah Teknisi Sukhoi Diracun

Peti jenazah teknisi Sukhoi
Sumber :
  • Rahmat Zeena| Makassar

VIVAnews - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov membantah spekulasi yang beredar di media Rusia, bahwa tiga teknisi Sukhoi tewas diracun.

Tiga teknisi tim garansi (warranty) yang bekerja untuk perusahaan konstruksi pesawat terbang, KnAAPO,  tewas misterius, Senin, 13 September 2010 lalu.

"Kami melihat kematian tiga warga negara Rusia di Indonesia sebagai nasib buruk," kata Dubes Rusia, Alexander Ivanov, seperti dimuat situs media Rusia, Ria Novosti, Kamis, 16 September 2010. "Versi yang mengatakan bahwa kematian tiga warga Rusia karena sengaja diracun, yang dihembuskan beberapa media Rusia, tidaklah berdasar."

Sergei Voronin, Alexander Poltorak and Viktor Safonov datang ke Makassar pada 5 September 2010 dari Kota Komsomolsk-on-Amur, Russia. Mereka tewas seminggu kemudian, Senin, 13 September 2010.

Tiga ahli dari Rusia itu bertugas membantu TNI AU memelihara dan menggunakan pesawat tempur Sukhoi--atau yang juga dikenal sebagai Su-fighter--yang baru dikirim ke pangkalan udara Makassar.

Keberadaan para teknisi Rusia terkait kontrak senilai $300 juta yang ditandatangani 2007. Isinya, Rusia akan mengirimkan tiga Su-fighter ke Indonesia akhir 2010; selain yang telah dibeli 2003, yakni: Su-27SK dan Su-30 MK, masing-masing dua unit.

Sebelumnya, situs kantor berita Rusia Pravda mengutip keterangan menarik dari seorang sumber anonomi tentang kasus tewasnya tiga teknisi Sukhoi itu akibat kecarunan metanol alias spiritus yang diduga telah dicampur ke minuman mereka. Menurut sumber yang dinyatakan bekerja di perusahaan pesawat Rusia itu, insiden serupa pernah terjadi sebelumnya. Sayang, tak dijelaskan peristiwa sebelumnya itu terjadi. (kd)

Prediksi Piala Asia U-23: Yordania vs Timnas Indonesia
Siswi SMA Negeri 2 Maumere Dilarang ikut Ujian Gegara Nunggak Rp50 Ribu

Siswi SMA Negeri 2 Maumere Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Rp50 Ribu

Dian, siswi SMA Negeri 2 Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku tidak diperkenankan mengikuti ujian lantaran memiliki tunggakan uang sekolah

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024