Rusak, Laju Kereta di Saradan Maksimal 40 Km

Rel Kereta Api menggantung akibat longsor di Mekar Mulya, Malangbong, Garut
Sumber :
  • Antara/ Rezza Estily

SURABAYA POST– Seluruh Kereta Api Indonesia (KAI) dari Surabaya/Malang menuju Jakarta/Bandung dan sebaliknya yang melintas di jalur Selatan harus mengurangi kecepatan hingga maksimal 40 km/jam di lokasi kecelakaan KA Logawa di Dusun Petung, Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Pasalnya, perbaikan jalur yang rusak sejak 29 Juni lalu belum selesai.

Berdasarkan catatan, bantalan beton yang hancur sebanyak 640 buah hanya diganti dengan bantalan kayu bekas. Sebab, material bantalan beton yang dipesan PT KAI sampai kini belum jadi. “Karena pembenahan jalur belum selesai, antara lain belum terpasangnya bantalan beton, maka masih menggunakan Semboyan IIA (S IIA). Artinya seluruh kereta yang melewati jalur tersebut hanya boleh melaju dengan kecepatan maksimal 40 km/jam,” terang Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) VII Madiun, Harijono Wirotomo SH Minggu 5 September 2010.

Panjang jalur yang diberi rambu S IIA memang hanya sepanjang 500 meter. Namun sebelum mencapai jalur rusak tersebut, masinis tentu harus mengurangi kecepatan secara bertahap. Dikatakannya, dengan menurunkan kecepatan pada lokasi tersebut tak akan terlalu merugikan penumpang. Dengan kecepatan normal KA dari Stasiun Saradan (Kabupaten Madiun)-Wilangan (Nganjuk) atau sebaliknya (tempat terjadinya kecelakaan KA Logawa) sekitar 70 km/jam, maka perjalanan kereta api akan terkurangi sekitar 10 menit.

“Kalau dihitung panjang jalur yang mengharuskan kereta mengurangi kecepatannya dari kecepatan normal kira-kira dua kilo meter. Karena sekitar 600 meter sebelum dan 600 meter setelah jalur yang dipasang semboyan itu, setiap kereta terkurangi kecepatannya,” jelas Harijono.

Manurut Harijono, arus lalu lintas KA lewat jalur Saradan-Nganjuk cukup padat. Dalam sehari-semalam (24 jam) ada 38 KA yang melintas jalur ini. Sebab, seluruh kereta dari Surabaya dan Malang menuju Jakarta dan Bandung lintas selatan (lewat) Solo melintasi jalur ini. Sementara terkait penggantian bantalan beton di jalur tersebut akan dilakukan usai angkutan Lebaran.

Berdasarkan pantauan di beberapa stasiun di Surabaya, hingga H-5 Lebaran, belum ada peningkatan signifikan untuk penumpang kereta api. "Meski jumlah penumpang lebih banyak dari hari biasa," kata Humas PT KAI Daerah Operasional VIII, Sri Winarto.

Winarto mengatakan bahwa puncak arus mudik di Surabaya memang diperkirakan mendekati hari lebaran. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-3 atau H-2 dengan pemudik mayoritas tujuan lokal seperti Bojonegoro, Lamongan, Babat, Mojokerto dan Jombang.

Sementara jumlah pemesanan tiket untuk kelas bisnis dan eksekutif pada tanggal 6,7 dan 8 September rata-rata sudah habis, diantaranya untuk KA Mutiara Timur (Surabaya-Jember-Banyuwangi), Mutiara Selatan (Surabaya - Bandung) dan Gumarang (Surabaya-Jakarta).

Namun masyarakat tak perlu khawatir, karena PT KAI akan menambah dua gerbong pada KA Argo Willis jurusan Bandung. "Bagi para penumpang KA Argo Willis yang belum kebagian tiket, silahkan memesan tiketnya karena kami menambah 2 gerbong rangkaian KA Argo Willis," tandas Winarto.

KA Malabar Anjlok

Sebuah gerbong tambahan eksekutif KA Malabar berangkat dari Stasiun Besar Malang anjlok di jalur langsiran sekitar pukul 15.10 WIB, Sabtu (4/9).Kejadian ini disebabkan kondisi tanah di jalur langsiran gembur akibat limbah rumah tangga.

Menurut Kepala Stasiun Besar Malang Akhmad Arifin, peristiwa terjadi saat KA Malabar tujuan Malang-Bandung akan berpindah ke jalur II guna persiapan keberangkatan.Untuk itu rangkaian KA harus menggunakan jalur langsiran guna kepindahan jalur tersebut. Saat itulah gerbong tambahan eksekutif dengan nomor K1-67503 yang berada di belakang anjlok.

"Untuk persiapan berangkat KA harus berpindah jalur, makanya pakai jalur langsiran ini, karena tanah gembur, dua roda belakang anjlok," kata Arifin  kepada detiksurabaya.com di lokasi kejadian.

Arifin menegaskan, bahwa saat kejadian KA belum terisi oleh penumpang. Sebab, penumpang baru naik ketika berpindah di jalur II. "Tidak ada penumpang tadi, dari 9 rangkaian yang ada. Baru akan terisi jika sudah berpindah di jalur II," ungkapnya.Namun dia menjamin tidak ada gangguan pada arus KA, karena evakuasi bisa cepat selesai.

Arifin mengaku kondisi tanah menjadi penyebab anjloknya gerbong tambahan ini. Jalur langsiran atau jalur pindah bagi KA untuk berangkat dari stasiun ini mempunyai panjang sekitar 500 meter. Dari jumlah itu hampir separuhnya kondisi tanahnya gembur akibat limbah rumah tangga.

Dari pantauan, bagian roda belakang gerbong anjlok ke kiri. Kondisi rel sendiri telah tertutup lumpur. Di samping kiri jalur rel atau sebelah timur berdiri deretan rumah penduduk. Limbah dari pemukiman itu terbuang di jalur langsiran hingga mengakibatkan tanah gembur.

"Lihat saja itu rumah-rumah berjejeran, limbahnya  dibuang ke sini. Jadinya ya gini tanahnya gembur," aku Arifin.

Arifin menambahkan, proses perbaikan sendiri sebenarnya telah dilakukan dengan mengganti bantalan rel lama dengan bantalan rel beton. Tapi karena banyak pekerja sedang libur, perbaikan jadi tertunda. "Proses perbaikan telah kita lakukan, tapi pekerjanya masih libur," imbuhnya.

(Laporan: Siswowidodo, Zainul Arifin)

Ernando Ari Jago Banget, Timnas Indonesia Butuh Naturalisasi Kiper Inter Milan?
YouTuber Daud Kim (Jay Kim)

Profil Daud Kim YouTuber Korea yang Dituding Bangun Masjid Hanya Demi Konten

Kisah Daud Kim, seorang YouTuber Korea Selatan belakangan ini telah menjadi perbincangan hangat. Ia dituding melakukan donasi untuk membangun masjid hanya demi konten.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024