Surat dari Malaysia: Kebanggaan Kami Diinjak

Ormas Demo Kedubes Malaysia
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Demonstrasi anti-Malaysia marak digelar di Jakarta. Tak hanya menyuarakan protes, para demonstran juga membakar bendera Malaysia. Aksi Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) pada Senin lalu, bahkan lebih parah.

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share

Kotoran manusia dilempar ke Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta dan lalu dioles-oleskan ke bendera Jalur Gemilang. Publik Malaysia yang biasanya tenang-tenang saja, bergolak. Aksi ini dianggap sebagai sebuah penghinaan.

Situs berita The Star hari ini, Jumat, 27 Agustus 2010 memuat surat dari seorang pembaca berisi curahan hati seorang warga Malaysia di Kuala Lumpur.

"Saya pikir tak ada salahnya setuju dengan pernyataan Menteri Luar Negeri, kita orang Malaysia sudah habis kesabaran dengan sikap tetangga kita dan ancaman yang disuarakan justru di bulan suci ini.

Terlihat jelas di mata saya bahwa ada lebih dari satu organisasi di Indonesia yang menginginkan pertumpahan darah dengan Malaysia.

Apakah mereka menyadari bahwa dua juta orang Indonesia tinggal di sini, mencari uang yang sebagian besar mereka kirim ke kampung halaman, membantu keluarganya agar bisa hidup lebih baik?

Apakah mereka tahu ada berapa orang Indonesia yang mengaku bekerja di Malaysia namun akhirnya jadi kriminal?

Kami harus menanggung akibatnya dan kami mengerti, bukan pada tempatnya untuk menyalahkan semua warga Indonesia hanya untuk kesalahan yang dilakukan segelintir orang lain.

Namun menjadi tetangga yang ramah dan terus berusaha baik, imbalan yang kami dapatkan justru menyakitkan. Kebanggaan kami diinjak, dihina dengan segala ejekan.

Saya mengerti aksi ini tidak merefleksikan sentimen mayoritas bangsa Indonesia. Namun, ketika saya melihat televisi, jumlah orang yang merasa tidak senang terus bertambah.

Pemerintah mereka minta kita mengabaikan kelompok itu, untuk mempertahankan hubungan bilateral. Tapi untuk berapa lama lagi? Mereka tak mengambil tindakan apapun.

Berapa lama lagi kami harus mentolerir ini?

Saya membayangkan jika situasinya dibalik, kita, orang Malaysia, yang melakukan protes tak senonoh itu. Apakah kita bisa memberi tahu mereka untuk mengabaikan apa yang terjadi? Masalah yang berpotensi menggigit ini seharusnya diselesaikan sejak awal, sebelum makin buruk.

Untuk warga manusia, saya pikir ini saatnya kita menahan diri ke Indonesia, untuk kunjungan wisata, tur, dan aktivitas lain di Indonesia.

Untuk pemerintah Malaysia, saatnya kita berdiri dan melindungi kebanggaan bangsa kita. Sebagai bangsa Malaysia, saya tidak dapat menerima tindakan ini terutama ketika kita akan merayakan Hari Kemerdekaan kita minggu depan." (kd)

PM Georgia, Irakli Kobakhidze (Doc: Anadolu Ajansi)

Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber

Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze mengadakan buka puasa bersama atau makan malam berbuka puasa, pada Kamis, 28 Maret 2024, di Ibu Kota Tbilisi, bersamaan Ramadhan

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024