Polisi: Ba'asyir Bos Al-Qaeda Asia Tenggara

Abu Bakar Ba'asyir Dibawa ke Mabes Polri
Sumber :
  • AP Photo/Irwin Ferdiansyah

VIVAnews - Polisi melansir penangkapan Abu Bakar Ba'asyir bukan sekadar sebagai tersangka perencana pelatihan militer di Aceh. Ba'asyir, kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang, adalah pimpinan Al Qaeda Asia Tenggara.

"Pengungkapan peristiwa Aceh di sana ditemukan adanya gabungan kelompok-kelompok dari Kompak, Jamaah Islamiah, Negara Islam Indonesia, dan  Jama'ah Ansharut Tauhid (JAT) yang membentuk Tanzim Al Qaeda dan mengangkat Ustad Abu Bakar sebagai amir," kata Edward di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 10 Agustus 2010.

Menurut Edward, keberadaan Ba'asyir dalam Tanzim Al Qaeda Asia Tenggara itu sebagai perwakilan dari JAT. Meski melihat kemungkinan keterlibatan JAT, Polri belum menyatakan secara resmi keterlibatan JAT secara organisasi dalam jaringan Al Qaeda itu. "(Ba'asyir) Berperan di JAT-nya, keterlibatan sementara baru oknum-oknum, unsur-unsur itu ada dan mereka menggabungkan diri," kata dia.

Abu Bakar Ba'asyir juga adalah pemimpin tertinggi pelatihan militer jaringan teroris di Aceh. Ba'asyir diduga selalu menerima laporan kegiatan pelatihan militer di Aceh.

"Sebagai amir, penanggungjawab lapangan Dulmatin dan Mustafa sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang)," Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Pol Marwoto Soeto.

Ba'asyir, kata dia, selalu menerima laporan langsung dari Dulmatin dan Abdullah Sonata sebagai selalu penanggung jawab lapangan pelatihan militer di Aceh. Menurut dia, Ba'asyir meminta laporan pertanggungjawaban kegiatan pelatihan di Aceh karena dirinya sebagai salah satu penyandang dana. "Makanya dia minta pertanggungjawaban dana-dana yang dikeluarkan kepada si ini si itu," kata dia.

Marwoto menambahkan, Ba'asyir merupakan aktor intelektual jaringan yang melibatkan Dulmatin dan Abdullah Sonata tersebut. Dia merekrut orang-orang melalui pengajian-pengajian yang dipimpinnya. "Sementara aktor intelektualnya  Si Abu, tapi kan di bawahnya kan ada (jaringan)," kata dia.

"Nah kayak begini kan orang nggak tahu, karena mereka awalnya ikut pengajian. Jadi sistem sel, kalau ditangkap jangan  melibatkan yang lain. Kalau ditangkap di paling ujung ya selesai."

Menurut Marwoto, pelatihan militer di Aceh yang dibuat oleh Al-Qaida Asia Tenggara ini akan dibuat seperti kamp latihan di Mindanao, Filipina. "Ini kaitannya dengan Mindanao dan sebagainya, mungkin juga merekrut orang-orang yang itu juga," kata dia.

"Mudah-mudahan tidak terjadi di sini, tapi kemungkinan akan mengarah ke sana, meng-Islamkan seluruh negara ini."

Sebagaimana diketahui, pada awal 2010 lalu, Densus 88 Anti Teror membongkar pelatihan militer di pegunungan Jalin, Jantho, Aceh Besar. Sejumlah pentolan jaringan teroris seperti Dulmatin dan Abdullah Sonata terlibat dalam kasus tersebut.

Jaringan itu terbongkar setelah Polri melakukan penyidikan terhadap para tersangka kasus pemboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Juli 2009. "Dari pengungkapan yang dilakukan diketahui bahwa kelompok teroris ini sudah mempersiapkan rangkaian langkah-langkah aksi teroris dan bahkan membentuk pusat pelatihan di Aceh," kata dia. (sj)

Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23
Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Kehadiran pasangan AMIN saat penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024–2029 dinilai bisa memberi legitimasi hasil Pemilu 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024