Imbas Redenominasi Bagi Rakyat Kecil

Rizal Ramli
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

SURABAYA POST - Bola panas redenominasi yang dilemparkan Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution terus bergulir. Beberapa kalangan menuding rencana ini masih prematur, tak tepat waktu bahkan cenderung ngawur.

Mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli mengatakan, bagi kalangan atas, boleh jadi pemotongan nilai uang tersebut tidak ada masalah. Malah berimbas positif karena mereka tidak perlu membawa uang banyak-banyak.

Tapi berbeda bagi rakyat kecil di pelosok daerah. Rizal berpendapat redenominasi justru akan menambah kesengsaraan masyarakat kecil. Di pedesaan, misalnya, sampai saat ini nilai uang Rp 50 pun masih berarti.

Pilkada Serentak 2024 Diusulkan Ditunda, Ini Sejumlah Pertimbangannya

"Jika redenominasi dilakukan, mereka akan kesulitan dengan pembelian barang-barang kebutuhan," kata Rizal di Surabaya, Kamis 5 Agustus 2010.

Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia ini berharap BI lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih utama dan prioritas. Dicontohkannya, soal selisih tingkat bunga yang terlalu tinggi serta penguasaan bank asing di perbankan nasional dan hot money.

"Kok malah ngurusin soal penyederhanaan uang, yang menurut pendapat kami tidak ada urgensinya," kata Rizal. Dia menegaskan bahwa gagasan itu sebagai pemborosan.

Apalagi, sebelumnya untuk mendukung rencana redenominasi itu BI mengaku telah melakukan studi banding ke beberapa negara yang sukses melakukan hal serupa. Misalnya ke Rumania yang memotong empat digit angka, serta Turki yang memotong nilai tukarnya dari nilai satu juta sama dengan Rp 1.

Sementara, pengamat ekonomi Hendri Saparini menyatakan, rencana BI me-redenominasi rupiah lebih banyak negatifnya daripada positifnya, apalagi dibuka ke publik saat kajian masih prematur. "Berarti sejak awal langkah ini sudah salah," ujar Hendri.

Dia menuding manajemen kebijakan publik BI sangat buruk. Menurut analisanya, BI merencanakan redenominasi sebagai proyek jangka panjang, tahun 2009-2021.

Tahun ini baru menyelesaikan kajian, sedangkan tahun 2011-2012 akan dibicarakan dengan Pemerintah dan DPR. Tetapi, lanjutnya, kenapa saat kajian belum selesai sudah dikabarkan ke masyarakat.

"Saat ini yang terpenting adalah menjaga psikologis pasar. Meski pemerintah punya banyak alasan positif, tapi pasar memiliki cara pandang berbeda. Ini bukti manajemen kebijakan publik BI sangat buruk," tuturnya.

Bahkan, menurutnya Gubernur BI yang baru hanya mencari sensasi. Sebab, ketika tiba-tiba melontarkan wacana redenominasi, Darmin malah belum bisa menjelaskan secara detil isi program, bahkan belum memperoleh persetujuan pemerintah.

"Sosialisasi konversi minyak tanah ke gas saja bertahun-tahun terbukti gagal, apalagi ini sosialisasi yang menyangkut uang. Uang sangat erat hubungannya dengan kebutuhan hidup," sindirnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi

Instruksi Irjen Karyoto ke Jajarannya Pastikan Rangkaian Perayaan Paskah Kondusif

Polda Metro Jaya menegaskan bakal memberikan pengamanan pada seluruh gereja yang ada di wilayah Jadetabek saat Tri Hari Suci Paskah yang dimulai hari ini.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024