Sitor Situmorang Menjawab Telak Puisi Bebas

Sitor Situmorang
Sumber :
  • Antara/ Dodo Karundeng

VIVAnews - Sitor Situmorang memenangkan penghargaan Achmad Bakrie 2010 untuk bidang kesusasteraan. Sitor dinilai telah membuktikan bahwa puisi bisa menjadi sangat modern dengan kembali kepada bentuk-bentuk yang sangat tradisional seperti syair, pantun dan sonet.

"Dan ini adalah jawaban telak terhadap puisi bebas, yang pada masa Chairil Anwar dan setelahnya kerap menghasilkan hanya kebaruan semu," tulis komentar pada buku juri Freedom Institute, Rabu 28 Juli 2010.

Menurut tim juri, selama tujuh dasawarsa, puisi-puisi Sitor menampilkan sosok aku yang terombang-ambing antara kampung halaman dan dunia. Memasuki berbagai lingkungan budaya secara berani dan berisiko, untuk menolak penjara kebangsaan.

"Menjadi penyair, bagi Sitor adalah menyorongkan seorang antihero ke tengah sajak, yang menyilangkan dua rasa-pengalaman yang saling bertentangan."

Kendati demikian, Sitor memilih untuk menolak penghargaan Achmad Bakrie ini. Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng mengatakan, tetap menghargai pihak-pihak yang menolak penghargaan ini.

Berikut profil Sitor Situmorang

Sitor Situmorang lahir pada 2 Oktober 1924 di Harianboho, sebuah desa di Pulau Samosir, Danau Toba, sebagai keturunan pemangku adat Batak. Ia menempuh pendidikannya di Balige, Tarutung dan Sibolga (semuanya di Sumatra Utara), dan kemudian Batavia. Sebagai wartawan, Sitor pernah bekerja pada harian-harian Suara Nasional dan Waspada di Medan, dan meliput suasana revolusi kemerdekaan di Yogyakarta selama 1947-1948.

Sebagai sastrawan ia dikenal luas pada 1950-an dengan sejumlah bukunya: buku-buku sajak Surat Kertas Hijau (1953), Dalam Sajak (1955), Wajah Tak Bernama (1955); drama Jalan Mutiara (1954); dan buku kumpulan cerita pendek Pertempuran dan Salju di Paris (1956).

Sitor juga berkiprah di dunia film, antara lain dengan menulis cerita Darah dan Do'a (1950) yang disutradarai Usmar Ismail. Ia sempat belajar sinematografi dan seni panggung di University of Southern California di Los Angeles dan Actors Studio di New York pada 1956. Pada tahun yang sama ia juga berkiprah sebagai redaktur Berita Indonesia dan Warta Dunia.

Pada 1950-an itu Sitor ikut mendirikan dan menjadi Ketua Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) yang bernaung di bawah Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Pada awal 1960-an ia menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

Karya-karya dari masa ini adalah kumpulan puisi Zaman Baru (1962) dan kumpulan cerita pendek Pangeran (1962). Rezim Orde Baru memenjarakan Sitor di Jakarta tanpa proses pengadilan sepanjang 1968-1976.

Karya-karyanya selepas pemenjaraan itu adalah buku-buku puisi Dinding Waktu (1976), Peta Perjalanan (1977); buku-buku cerita pendek Danau Toba (1981) dan Angin Danau (1982), dan cerita anak-anak Gajah, Harimau dan Ikan (1981).

Ia juga menulis dua buku risalah sejarah dan antropologi Guru Somalaing dan Modigliani Utusan Raja Rom dan Toba Na Sae, keduanya terbit pada 1993. Adapun otobiografinya adalah Sitor Situmorang: Seorang Sastrawan Angkatan 45 Penyair Danau Toba. Sitor juga menulis sajak-sajak dalam bahasa Belanda dan Inggris. Yang belakangan ini terbit dalam The Rites of the Bali Aga (2001).

Pada tahun-tahun belakangan terbitlah karya-karyanya: kumpulan cerita pendek Kisah Surat dari Legian (2001) dan kumpulan puisinya Biksu Tak Berjubah (2004).

Himpunan lengkap puisi Sitor Situmorang—lebih dari 600 judul—terbit dalam dua jilid tebal: Sitor Situmorang: Kumpulan Sajak 1948-1979 dan Sitor Situmorang: Kumpulan Sajak 1980 - 2005. Keduanya disunting oleh JJ Rizal dan terbit pada 2006. Sitor Situmorang kini bermukim di Apeldoorn, Belanda.

Otto Hasibuan: Rakyat Dituduh Pilih Prabowo-Gibran karena Bansos, Ini Sangat Menyakitkan!
Sandra Dewi

Sandra Dewi Ogah Bahas Kekayaan Suami, Tahu Harvey Moeis Korupsi?

Citra Sandra Dewi langsung hancur setelah suami Harvey Moeis ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024