Hatcher, Pemburu Harta yang Bikin Syok China

'Pemburu' harta karun, Michael Hatcher
Sumber :
  • www.china.org.cn

VIVAnews - Pemburu harta karun, Michael Hatcher kini jadi buruan polisi. Pria 70 tahun ini dianggap telah mencuri pundi-pundi harta yang ada di dasar laut Indonesia. Kini, dia dicegah keluar dari Indonesia.

Ternyata, sosok kontroversial Hatcher tak hanya tenar di Indonesia. Dia juga pernah membuat pemerintah China syok. Bahkan, bagi dunia arkeologi bawah laut China, nama Michael Hatcher berarti bencana.

Seperti dimuat laman berita China.org.cn, perseteruan Hatcher dengan China dimulai ketika pria Australia itu menemukan Kapal Geldermalsten di Kepulauan Riau pada Mei 1985.

Geldermasten adalah kapal buatan 1746 milik perusahaan dagang Belanda, VOC yang mengarungi rute Guandong dan Belanda. Selain memuat teh berharga, kapal itu juga memuat emas dan porselen berkualitas tinggi. Pada 1752, kapal tersebut tenggelam.

Hatcher berhasil mengangkat emas dalam jumlah banyak dari kapal tersebut dan lebih dari 150.000 porselen.

Namun, pemerintah China dibuat syok, ketika mengetahui harta itu dilelang di balai lelang Cristie, Amsterdam. Pemerintah China tak punya daya untuk mengambil kembali harta nenek moyangnya itu.

Berpengalaman di DPR, Sumail Abdullah Dinilai Berpotensi Maju Pilkada Banyuwangi

Iklan penjualan harta karun Geldermalsten oleh Balai Lelang Christie

Setelah tragedi Geldermasten, pemerintah China membentuk tim arkeologi untuk melacak dan menyelamatkan harta karun sebelum keduluan para pemburu harta seperti Hatcher.

"Meski kami tujuannya sama, untuk menemukan harta karun, ada perbedaan esensial antara arkeolog dan pemburu harta. Arkeolog menemukan untuk menjaga harta itu, sementara pemburu harta berusaha mencari keuntungan sebesar mungkin," kata Direktur Pusat Arkeologi Bawah Laut China, Zhang Wei.

Seperti halnya China, Indonesia pun direpotkan. Temuan Hatcher memicu perdebatan dua negara, RI dan Belanda soal siapa yang berhak mendapat bagian dari harta karun itu. Belanda yang merasa sebagai pewaris mengajukan dalil, kapal Geldermalsen ditemukan di perairan internasional. Indonesia kalah telak dan tidak mendapat satu senpun.

Belajar dari kasus itu, pemerintah lalu membentuk Panitia Nasional Barang Berharga Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) untuk menghindari penjarahan harta karun.



Apa yang dikatakan Zhang Wei, bahwa pemburu harta bekerja untuk cari untung,  terbukti. Pada 1999, Hatcher menyewa beberapa ahli arkeologi untuk mempelajari arsip-arsip VOC. Kemudian, secara kebetulan, dia menemukan catatan tentang kapal Tek Sing, yang tenggelam pada 1822 di Laut China Selatan, wilayah Indonesia.

Tragedi kapal Tek Sing lebih banyak makan korban jiwa dibandingkan tenggelamnya kapal Titanic. Kapal itu lantas dikenal sebagai 'Oriental Titanic'.

Kapal sepanjang 50 meter dan lebar 10 meter tenggelam ketika mengangkut ribuan ton barang yang terdiri dari lebih dari sejuta porselen berkualitas tinggi buatan Jingdezhen.

Selain itu juga ditemukan porselen buatan masa kekaisaran Kangxi (1662-1722).

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

Temuan hampir sejuta porselen sangat mengejutkan. Lebih mengejutkan lagi ketika Hatcher memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan sekitar 600.000 porselen, hanya sekitar 365.000 yang dipertahankan.

Itu dilakukan demi meraup banyak untung. Sebab, makin langka barang makin tinggi harganya. Benar saja, dalam sembilan hari pelelangan, Hatcher meraup uang sebesar Us$ 30 juta.

Kini nama Hatcher kembali tenar sebagai penjarah harta karun.

Dia diduga berada di perairan Blanakan, Subang. Diperkirakan, dia baru saja menemukan harta karun dari Dinasti Ming yang tenggelam di perairan itu. Nilainya diperkirakan lebih dari US$ 200 juta. Jika berhasil diangkat, ini pencapaian tertinggi Hatcher sebagai pemburu harta karun.

Hatcher, yang dibesarkan di sebuah panti asuhan bahasa Inggris, mendirikan perusahaan penyelamat kapal pada 1970. Asalnya dia mencari barang-barang peninggalan Perang Dunia II, mengumpulkan timah, karet, dan besi bekas.

Setelah menemukan harta karun di kapal tua yang tenggelam, dia lalu banting setir. Kini dia fokus mencari harta di bangkai kapal tua. (umi)

Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Top Trending: Suami Sandra Dewi Punya Saham Triliunan, Ramalan Jayabaya Soal Masa Depan Indonesia

Artikel tentang saham bernilai triliunan rupiah milik suami Sandra Dewi, Harvey Moeis menjadi yang terpopuler di kanal Trending VIVA.co.id sepanjang Kamis, 28 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024