Pertukaran Pelajar ke Sister City Tetap Jalan

Perempuan pelajar di Malaysia
Sumber :
  • AP Photo

SURABAYA POST - Walikota Bambang DH memastikan program pertukaran pelajar ke sister city Kota Surabaya tetap berjalan. Bahkan tahun ini Surabaya kembali mengirim 40 siswa ke beberapa negara.

"Program pertukaran pelajar ini bagus manfaatnya, apalagi pelajar yang diberangkatkan diprioritaskan yang tak mampu tapi berprestasi. Sebelumnya mereka harus lolos tes sebagai siswa delegasi Kota Surabaya yang akan berkunjung ke sister city," katanya, Minggu 2 Mei 2010.

Bambang menceritakan sebelumnya dirinya tidak tahu kalau siswa yang dikirim dalam program yang telah berjalan 3 tahun itu berasal dari keluarga tidak mampu. Kejelasan itu baru diketahui saat dia menemui enam pelajar yang baru diberangkatkan pemerintah kota, 2 Agustus 2009 lalu.

"Saat bertemu, saya tanya apa orang tua mereka menjemput di bandara setelah tiba dari luar negeri. Mereka bilang orang tua tidak bisa menjemput karena harus bekerja. Saya tanya apa pekerjaannya, ada yang menjawab tukang becak, penjual es, pembantu rumah tangga, penjual nasi dan sopir," kata Bambang.

Masih menurut Bambang, program delegasi Surabaya ke luar negeri jumlahnya tiap tahun terus meningkat. Tahun 2009 hanya memberangkatkan 30 siswa, tapi tahun ini meningkat menjadi 40 siswa.

Dalam rangka memeringati hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), enam siswa dari kelompok delegasi ke luar negeri menemui Bambang DH di rumah dinasnya, Sabtu kemarin.

Keenam siswa tersebut dibagi ke tiga negara tujuan yaitu Australia, China dan Korea. Untuk Australia, Imanuel Musa dari SMKN 1 dan Robi Pramana Kusuma dari SMKN 5 bisa menikmati Kota Perth selama 2 minggu.

Terpopuler: Adu Laris Fortuner vs Pajero Sport, Shin Tae-yong Mudah Beli Palisade

Sedang Bety Yulia Lestari dari SMPN 15, Rizky Kurnia dari SMKN 6 dan Maryana Sisca dari SMKN 17 bisa menikmati tertibnya Kota Busan, Korea selama 2 minggu. Sementara itu, Lian Mardianto dari SMKN 3 bisa menikmati pelajaran di Xiamen, China selama seminggu.

Imanuel Musa, siswa kelas XII SMKN 1 yang berangkat ke Australia menceritakan pengalamannya selama tinggal di Perth, Australia. Putra dari Supardi seorang tukang becak di Kali Wonokromo ini menuturkan orang Australia sangat menghargai waktu, serta peduli dengan lingkungan.

"Orang Australia sangat tepat waktu, dan selama saya di Australia saya tidak pernah mendengar suara klakson mobil. Karena masyarakatnya sudah tertib berlalu lintas," kata Musa.

Kekaguman akan kedisplinan menghargai waktu, juga diungkapkan oleh Bety Yulia Lestari siswa kelas IX SMPN 15 Surabaya yang menjadi delegasi Kota Surabaya di Kota Busan, Korea.

Putri dari Muchori yang berprofesi sebagai penjual es ini mengaku orang Korea sangat menghargai waktu. Bahkan sepuluh menit sebelum pelajaran dimulai, baik guru maupun para murid sudah berada di dalam kelas.

Laporan: Siska Prestiwati

Serial Secret Ingredient

Main Series Bareng Nicholas Saputra, Lee Sang Heon Jadi Bisa Masak Orek Tempe

Sebagai infomasi, Nicholas Saputra berperan sebagai Chef Arif yang berada dalam pusaran konflik antara Ha-Joon (Sang Heon Lee) dan Maya (Julia Barretto).

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024