- AP Photo/Brynjar Gauti
VIVAnews - Tepuk tangan, sorak-sorai, dan teriakan gembira membahana di berbagai bandar udara seluruh dunia saat pesawat-pesawat satu persatu lepas landas ke angkasa, Selasa 20 April 2010. Pesawat-pesawat tersebut telah tertahan selama lima hari akibat debu vulkanik yang menyebabkan kekacauan lalu lintas udara di benua Eropa.
Namun, sebagian calon penumpang harus menahan antusiasme mereka karena penerbangan ternyata masih terbatas di sejumlah bandara Eropa. Bandara di London, Inggris, yang merupakan penghubung utama bagi ribuan penerbangan harian dari berbagai negara, akan tetap ditutup untuk mengantisipasi risiko dari awan abu di akibat letusan gunung di Islandia.
Bandara Charles de Gaulle di Paris, Prancis, mengumumkan bahwa penerbangan jarak jauh kembali beroperasi. Penerbangan komersial pertama sejak Kamis pekan lalu, pun mengudara menuju Bandara John F. Kennedy di New York, Amerika Serikat.
"Kami sedang sarapan di hotel, lalu kami mendengar ada bunyi pesawat lepas landas. Semua orang berdiri dan bertepuk tangan," kata Bob Basso dari San Diego, AS, yang menginap di hotel dekat Charles de Gaulle sejak penerbangannya Jumat lalu dibatalkan. "Ada harapan," katanya. Pria 81 tahun tersebut, bersama putranya, sudah memegang tiket pesawat ke Los Angeles, AS, Selasa ini.
"Semua orang berteriak di dalam pesawat saking gembiranya," kata seorang penumpang, Savvas Toumarides dari Cyprus, yang gagal menghadiri pesta pernikahan saudaranya di New York karena tertahan di Amsterdam, Belanda, sejak Kamis lalu. Bagian paling buruk dari peristiwa ini, kata Toumarides, adalah "menunggu dan menunggu, tanpa pernah tahu kapan penundaan akan berakhir."
Badan lalu lintas udara Eurocontrol Brussels memperkirakan 55 hingga 60 persen penerbangan Eropa akan kembali normal pada Selasa. Hingga pagi menjelang siang hari ini di Eropa, 10.000 dari 27.500 penerbangan harian di Eropa dijadwalkan akan beroperasi. (Associated Press | KD)
OJK Ingatkan Emak-emak Hati-hati Terjerat Rentenir: Bunganya Luar Biasa Mencekik Leher
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti para ibu-ibu atau emak-emak agar tidak meminjam uang dari rentenir.
