Ditemukan Lagi Kolam Peninggalan Majapahit

SURABAYA POST -- Situs purbakala peninggalan kerajaan Majapahit kembali ditemukan di Kota Batu. Penemuan ini seolah menasbihkan Kota Batu sangat kaya dengan situs purbakala. Salah satunya adalah penemuan terbaru sumber air di dekat Punden Mbah Beji, Desa Beji, Kecamatan Junrejo yang diduga kolam peninggalan Majapahit

Sumber air yang berada di dekat Punden Mbah Beji ini, berada persis di tepian jalan desa. Posisinya sedikit agak kedalam dengan dilindungi oleh rerimbunan pohon beringin. Disekitarnya ditumbuhi pohon berukuran raksasa, mulai Pohon Beringin, Kelampok Watu, Suren dan Kayu Kenongo.

Oleh masyarakat setempat (warga Desa Beji), kolam ini dijadikan sebagai salah satu sumber utama. Dalam kesehariannya, air dari sumber ini dialirkan menuju tempat pemandian umum milik warga yang letaknya tidak jauh dari tempat tersebut.

Selain dialirkan untuk kebutuhan air di pemandian umum, warga melarang aktivitas apapun dilakukan di kolam ini. Warga Dusun Krajan RW 1, Desa Beji, Kecamatan Junrejo, tentu tidak menyangka kalau sumber air ini adalah sebuah kolam peninggalan kerajaan Majapahit.

Dugaan sumber Beji adalah kolam peninggalan kerajaan Majapahit muncul setelah ditinjau oleh tim arkeologi Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Jawa Timur. Hal ini disampaikan oleh Aris Soviyani, Kepala BP3 Trowulan bersama tiga orang arkeolog dan petugas purbakala Kota Batu yang meninjau lokasi.

Aris bersama ketiga arkeolog yakin bila sumber air tersebut dahulu adalah kolam peninggalan jaman Majapahit yang menghadap ke Barat dan Timur. Di tempat ini, ditemukan struktur dinding kolam yang terbuat dari batu bata kuno.

“Kita perkirakan sumber air ini dulu merupakan sebuah kolam yang berbentuk persegi panjang. Dibawah pohon juga kita temukan ada struktur dinding kolam yang makin ke bawah semakin padat,” ujar Aris sesaat setelah melakukan pengukuran panjang kolam. 

Keyakinan bila kolam tersebut adalah kolam peninggalan jaman Majapahit didasarkan atas beberapa hal. Misalnya, fisik bangunan kolam seluruhnya menggunakan bahan material batu bata. Pasalnya, zaman Majapahit umum menggunakan batu bata untuk berbagai bangunan fisik karena ada filosofis kehidupan. Batu bata diproduksi dari tanah, air dan api yang menunjukkan tiga unsur kehidupan.

Selain itu diduga tidak jauh dari kolam ini ada sebuah bangunan lain, sambung Aris. Bisa saja terdapat bangunan sebuah kerajaan atau bisa juga merupakan sebuah tempat peribadatan seperti candi. “Perkirakan tim arkeologi, tidak jauh dari sini kolam ini ada bangunan lainnya, karena kolam ini hampir mirip kolam Watu Gede yang ada di Singosari,” jelas Aris. 

Rencananya BP3 dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) setempat pada Mei mendatang akan melakukan penggalian di tempat ini. Tujuannya untuk mengupas seluruh sisi kolam, hingga tampak struktur bangunan. Kemudian akan direkonstruksi hingga kolamnya terlihat.

Suntoro, Ketua RW 1, Desa Beji mengatakan, kolam peninggalan Majapahit ini berada di tanah kas desa (TKD) Beji. Kawasan ini berada di kawasan yang disebut dengan Krajan, karena diyakini dulu pernah berdiri kerajaan di sini. 

“Warga desa sendiri meyakini bila dikawasan Beji masih masuk wilayah kerajaan majapahit. Dengan pernyataan dari tim arkeologi BP3 dan upaya penggalian, kami berharap ada sebuah penemuan yang berarti,” ujar Suntoro.

Dia menambahkan, bila benar kolam yang selama ini airnya digunakan untuk mengaliri tempat pemandian umum warga, maka selanjutnya harus benar-benar dilindungi. Tujuannya agar tidak ada kerusakan yang malah merugikan kolam tersebut.

Laporan: Zainul Arifin

Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak
Ilustrasi diabetes/cek gula darah.

5 Makanan yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah untuk Penderita Diabetes

Diabetes adalah kondisi yang memerlukan perhatian khusus terhadap pola makan. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024